Berkata al imam as shuufi az zaahid as syaikh syaikh Arifin Abu Muhammad Sahal Bin Abdullah Bin Yunus At tustariy "tidaklah seorang hamba bermaksiat kepada Allah dengan sesuatu yang lebih besar/dahsyat dari kebodohannya. Dikatakan kepadanya, "wahai Abu Muhammad adakah sesuatu yang lebih besar bahanya dari kebodohan itu? Ia menjawab "iya ada, yaitu bodoh terhadap kebodohannya (tidak tahunya seseorang terhadap kebodohannya sendiri)" (manhaj sawiy ala toriqoti sadati ali ba alawi)
Berkata Imam Ghazali rahimahullah "tidak tahu akan kebodohannya sendiri membuat orang tertutup dari seluruh pintu ilmu, karena barang siapa yang mengira dirinya tahu/pintar bagaimana ia mau untuk belajar? Begitu juga sebaik baiknya keta'atan pada Allah yaitu dengan ilmu, dan puncak ilmu adalah al 'ilmu bil 'ilmi (mengetahui akan pengetahuannya) sebagaimana puncaknya kebodohan adalah al jahlu bil jahli (tidak mengetahui kebodohannya)".
Berkata Al imam Al allamah Abu Abdi rohman Al kholil Bin Ahmad Al farahidiy (termasuk pembesarnya ilmu bahasa dan adab, beliau adalah guru dari Imam Sibawaih An nahwi) "manusia terbagi menjadi 4 golongan :
1. Orang yang tahu, dan tahu bahwa dirinya tahu, itulah orang alim yang harus kau ikuti.
2. Orang yang tahu, dan iya tidak tahu kalo dirinya tahu, itulah orang yang lalai, maka sadarkanlah dia.
3. Orang yang tidak tahu, dan dia tahu kalo dirinya tidak tahu, itulah orang yang butuh bimbingan, maka bimbinglah dia.
4. Orang yang tidak tahu, dan iya tidak tahu kalo dirinya tidak tahu, itulah orang yang bodoh/dungu/jumud maka larilah kalian darinya.
Berkata As syaikh Al imam Abdullah Bin Alawi Al haddad rahimahullah "sesungguhnya orang yang beribadah kepada Allah dengan kebodohan bahayanya lebih besar atas dirinya daripada manfa'at yang dihasilkannya. Dan berapa banyak orang yang telah lelah beribadah siang dan malam tapi masih melakukan kemaksiatan dan dia berfikiran jika dia telah melakukan keta'atan. (kitab risalah al mu'awanah)
Diriwayatkan oleh Syaikh Al arif billah Al waliyyu Al kabir Muhammad Bin Arobi Al hatimi At thaa'i Al andalusi rahimahullah, beliau terkenal dengan gelar Sultanul arifin "Dari seorang penduduk maghribi, dia telah bersusah payah dalam kesungguhannya beribadah, suatu hari ia membeli keledai betina dan tidak dipergunakan untuk kepentingan apapun, maka bertanyalah seseorang kepadanya perihal apa ia mengurung keledai betina itu, menjawablah sang ahli ibadah itu "sesungguhnya aku mengurung keledai betina itu untuk menjaga kemaluanku" dia tidak tahu jika mendatangi hewan (ML) itu haram, maka setelah diberitahukan bahwa perbuatan itu haram, maka sang ahli ibadah menangis sejadi jadinya. (kitab futuuhaatul makkiyah bab washoya)
Tuesday, November 17, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment