Tuesday, November 17, 2009

Menggapai Surga (Part V)

بسم الله الرحمن الرحيم

Untaian kata dalam bait bait awal surat Al mu'minuun telah kita uraikan, betapa kita mendapati khusyu dalam shalat menjadi awal keutamaan dalam merakit hari untuk sebuah tujuan, yaitu kenikmatan syorga firdaus yang berkekalan.

Sekarang kita beranjak ke point yang kedua sesuai penjabaran di dalam syarat memperoleh keberuntungan, yaitu:
2. Meninggalkan perbuatan yang tidak berguna, sesuai firman-Nya:
والذين هم عن اللغوي معرضون
"Dan orang orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna"

Diriwayatkan oleh Abu Hurairoh:
من حسن اسلام المرء تركه مالا يعنيه
(الترمذي :٢٣١٧)
"merupakan kesempurnaan islamnya seseorang adalah meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat"


Ibnu Rajab memaknai ما لا يعنيه dengan perkara baik itu ucapan atau perbuatan yang tidak penting (semua perbuatan haram, syubhat, makruh dan amalan amalan mubah yang tidak ada hajat kita atasnya).

Imam Ghazali dalam menjelaskan hadits ini dengan bahasanya: berbicaralah seperlunya, cukupkanlah pembicaraanmu atas hal hal yang bila engkau tinggalkan tidak menyebabkan dosa serta tidak membahayakan, misalnya duduk berkumpul dengan orang orang hanya untuk bercerita tentang pengalaman perjalananmu dan sederet pengalaman yang menakjubkan, dan perkara perkara ini apabila tidak kau ceritakan maka tidak akan membahayakan atau membuatmu berdosa, tapi bila engkau ceritakan semua itu penuh kesungguhan, tidak lebih dan tidak kurang, tidak berbangga diri dengan pengalaman yang luar biasa, tidak ghibah dan dalam bercerita, tidak mencaci manusia, maka anda tetap saja telah menyia nyiakan waktu dalam usia karna disibuk kan dengan pekerjaan lisanmu yang seharusnya engkau tidak menggantikan perbuatan yang berguna dengan perbuatan yang sia sia, karena jika engkau pergunakan waktu bercerita dengan dzikir dan tafakkur niscaya akan menjadi sebab terbukanya tiupan rahmat bagimu, dan dengan tasbih maka menjadi sebab terbangunnya istana syorga bagimu.

Saudaraku... betapa banyak perkara mubah yang telah sering menipu kita, memalingkan kita dari sebab memperoleh keberuntungan yang agung, bahkan sering tidak kita sadari telah terjebak dalam ghibah dan fitnah akibat perkara perkara dunia yang menyilaukan mata.

Allah berfirman di dalam surat annazi'at ayat 37-39:
فأما من طغي وءاثرالحيوة الدنيا فان الجحيم هي المأوي
"Adapun orang yang melampui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya)" maka dimanakah kita dari ayat Allah ini? Bukankah dunia adalah permainan dan tempat senda gurau belaka yang terlalu kita cintai? Allah berfirman :
وماهذه الحياة الدنيا الا لهو ولب و ان الدارالاخرة لهي الحيوان لو كانو يعلمون
(العنكبوت : ٦٤)
"dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main main, dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui"

Saudaraku... sadar atau tidak kita telah terpedaya oleh dunia dan perhiasaannya, sehingga kenikmatan di dalamnya senantiasa membuat kita lupa bahwa kita adalah seorang hamba, pantaskah kita disibukkan dengan janji yang telah Allah siapkan? Dan pantaskah kita lari dari perintah Tuhan yang memiliki janji dalam ketetapan? Sungguh bagi orang yang berakal tidaklah akan mengutamakan sebuah janji namun lari dari Sang Pemilik janji...

No comments:

Post a Comment