Sunday, August 23, 2009

IKHLAS

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Al-Mulk:2 "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun".
Hanya “ENAM” huruf...namun butuh proses yang sangat panjang dan BERLIKU untuk mengaplikasikannya" demikian ungkap sahabat FB-WJ. Benar......., Allah Ta'ala.. pertama kali mencipatakan manusia "Adam as" mengajarkan tentang IKHLAS pada semua mahluk untuk hormat secara 'IKHLAS' pada Nabi Adam atas kelebihannya. Dari semua mahluk ciptaanNya yang ingkar dan menolak untuk "IKHLAS" adalah iblis laknatullah.

Untuk MENJADI IKHLAS sangat berat memang,...karena...inilah "PROYEK" panjang iblis berusaha "WARISKAN" ke"SOMBONGAN dan ke"INGKAR"an"nya pada jiwa manusia.
IKHLAS adalah penentu "FLUKTUASI"nya nilai ibadah seseorang.
IKHLAS penentu berat ringannya 'Nilai Ibadah'.
IKHLAS ada DEWAN JURI yang bersemayam dalam hati ataw QALBU. Ketika mata melihat, telinga mendengar, tangan-kaki berbuat dan indera perasa bekerja.... maka ketika itu Hati ber'UCAP'.... dan seketika itu malaikat mencatat nilai2 IKHLAS.

Ciri orang yang memiliki ke-IKHLAS-an :
1. Hidupnya jarang sekali merasa kecewa,
2. Tidak tergantung / berharap pada makhluk
3. Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil
4. Banyak amal kebaikan yang rahasia
5. Tidak membedakan antara golongan, ras, bendera atau organisasi.

Pembinaan IKHLAS tumbuh sejak kecil... dimulai dari pengalaman lingkungan keluarga dan luar rumah. Dia tumbuh dari teladan sikap orang tuanya dan diluar rumah didapat dari pergaulannya. Bila buruk pengalaman dari keluarga maupun lingkungannya maka sikap iklhlasnyapun dapat direka. Namun Allah Maha Pemaaf dan Yang Maha Membolak balikan hati manusia masih memberikan peluang agar amalannya tidak hilang, yakni sadar dan segera bertaubat serta istighfar atas khilafnya dan selalu berusaha meningkatkan keimanannya.

IKHLAS bermuara dari kebesaran hati, sabar, lapang dada dan jujur dalam sikap serta perbuatan seseorang. Begitu besar pengaruh orang yang IKHLAS itu, sehingga dengan kekuatan niat IKHLASnya mampu menembus ruang dan waktu. Seperti halnya apapun yang dilakukan, diucapkan, dan diisyaratkan Rasulullah, mampu mempengaruhi kita semua walau beliau telah wafat ribuan tahun yang lalu namun kita senantiasa patuh dan taat terhadap apa yang beliau sampaikan.

Bahkan orang yang IKHLAS bisa membuat iblis (syaitan) tidak bisa banyak berbuat dalam usahanya untuk menggoda orang IKHLAS tersebut. Ingatlah, apapun masalah kita kita janganlah hati kita sampai pada masalah itu, cukuplah hanya ikhtiar dan pikiran saja yang sampai pada masalah tersebut, tapi hati hanya tertambat pada Allah SWtT yang Maha Mengetahui akan masalah yang kita hadapi tersebut.

Syaikh Ahmad Ibnu Athaillah berkata dalam kitab Al Hikam, “Amal perbuatan itu sebagai kerangka yang tegak, sedang ruh (jiwa) nya adalah tempat terdapatnya rahasia IKHLAS (ketulusan) dalam amal perbuatan”

Iklhas paling penting untuk dipahami dan diamalkan, karena amal yang akan diterima Allah SWT hanyalah amal yang disertai dengan niat IKHLAS.
“Tidaklah mereka diperintah kecuali agar berbuat IKHLAS kepada Allah dalam menjalankan agama”.

Oleh karenanya, sehebat apapun suatu amal bila tidak IKHLAS, tidak ada apa-apanya dihadapan Allah SWT, sedang amal yang sederhana saja akan menjadi luar biasa dihadapan Allah SWT bila disertai dengan IKHLAS.
Tidaklah heran seandainya shalat yang kita kerjakan belum terasa khusyu, atau hati selalu resah dan gelisah dan hidup tidak merasa nyaman dan bahagia, karena kunci dari itu semua belum kita dapatkan, yaitu sebuah keIKHLASan.

"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi" (Al A'raaf:23)

Hadis Keutamaan IKHLAS
  1. Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)
  2. Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak memandang postur tubuhmu dan tidak pula pada kedudukan maupun harta kekayaanmu, tetapi Allah memandang pada hatimu. Barangsiapa memiliki hati yang shaleh maka Allah menyukainya. Bani Adam yang paling dicintai Allah ialah yang paling bertakwa. (HR. Ath-Thabrani dan Muslim)
  3. Barangsiapa memurkakan (membuat marah) Allah untuk meraih keridhaan manusia maka Allah murka kepadanya dan menjadikan orang yang semula meridhoinya menjadi murka kepadanya. Namun barangsiapa meridhokan Allah (meskipun) dalam kemurkaan manusia maka Allah akan meridhoinya dan meridhokan kepadanya orang yang pernah memurkainya, sehingga Allah memperindahnya, memperindah ucapannya dan perbuatannya dalam pandanganNya. (HR. Ath-Thabrani)
  4. Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah maka Allah akan menyempurnakan hubungannya dengan manusia. Barangsiapa memperbaiki apa yang dirahasiakannya maka Allah akan memperbaiki apa yang dilahirkannya (terang-terangan). (HR. Al Hakim)
  5. Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, seseorang melakukan amal (kebaikan) dengan dirahasiakan dan bila diketahui orang dia juga menyukainya (merasa senang)." Rasulullah Saw berkata, "Baginya dua pahala yaitu pahala dirahasiakannya dan pahala terang-terangan." (HR. Tirmidzi)
  6. Agama ialah keikhlasan (kesetiaan atau loyalitas). Kami lalu bertanya, "Loyalitas kepada siapa, ya Rasulullah?" Rasulullah Saw menjawab, "Kepada Allah, kepada kitabNya (Al Qur'an), kepada rasulNya, kepada penguasa muslimin dan kepada rakyat awam." (HR. Muslim)

Semoga Allah SWT membimbing kita pada jalan-Nya sehingga kita bisa menjadi hamba-Nya yang IKHLAS.

Baarakallaahu lakumaa wa baaraka 'alaikum
Wassalamu alaikum wa rahmatullah wabarakatuh

No comments:

Post a Comment