Thursday, August 13, 2009

Hakikat Shalat

Mustahil kiranya mengambarkan kemuliaan, Keagungan, dan kemahahalusan dalam tahap ini dengan kata2, Hakikat Ka'bah dan Hakikat al-Qur'an hanya bertindak selaku penyumbangnya saja, seorang arif yg di berkahi dengan Hakikat ini, ketika melakukan sholat, meninggalkan dunia fana ini menuju Rumah Abadi, dan sesuai dg perintah Nabi, " Beribadahlah kepada Allah se akan2 engkau melihat-Nya ", ia pun bahagia merasakan kehadiran Tuhannya, ia melihat allah dengan mata bathinnya, karena itu tidak ada hijab atau tirai yang menghalaginya, Kemahaluasan itu terlihat dalam keindahan, Kebasaran dan keagungan-Nya.

Manakala seorang arif memulai sholatnya, ia membasuh tangannya dari dua dunia ini, mengucapkan Allahu Akbar dengan penuh semangat, menghadap ke Haribaan Penguasa Alam Semesta yang Maha Kuasa serta menyadari Keagungan, Kebesaran-Nya dan merendahkan dirinya.

Ketika sedang benar2 melakukan Sholat, sang hamba mengigatkan dirinya akan Keagungan allah dan mulai menyeru-Nya.
Manakala ia bertekuk lutut Diharibaan allah untuk mengungkapkan Ketakziman, Kerendahan dan Keimanan, maka ia pun mencapai derajat tinggi Kedekatan kepada Allah. Dan dengan bibirnya memuji Allah, ia berdiri menunaikan sholat, Sekali lagi untuk mengungkapkan kerendahan dan kelemahannya, kehambaan dan kehinaan, ia pun bertekuk lutut di bawah Kaki-Nya, Memandang-Nya, serta dalam kondisi ini, mengalami kebahagiaan tak terlukiskan.

Tampaknya, esensi Sholat adalah Sujud (sajdah), Nabi Muhammad bersabda " Seseorang yang Sujud dalam Sholat sama dengan bersujud di bawah kaki Allah dan dekat dengan Allah , sebagaimana dikatakan dalam Alqur'an... Sujudlah dan dekatkan dirimu (kepada Allah) " (QS Al-Alaq, 96;19).

Kedekatan yg dicapai dalam sujud mengisyaratkan bahwa apa yg tidak tercapai kini telah dicapai, kemudian sang hamba mengangkat kepalanya dan sambil mengucapkan Allahu Akbar, duduk dihadapan Tuhannya, ini berarti ia mengakui bahwa Allah demikian Mahabesar sehingga iasepertinya tidak bisa menyembah-Nya sebagaimana selayaknya Dia harus disebah, dan ia tidak sanggup mencapai kedekatan kepada-Nya sebagaimana Dia harus didekati, sambil duduk ia memohon kepada Allah untuk mengampuni kesalahannya, yang disebabkan oleh kesalahpahaman bahwa ia telah mencapai kedekatan kepada-Nya. Ia berkata, " Ya Tuhanku ampunilah aku dan kasihilah aku "

Kemudian ia bersujud lagi dengan memuji Allah, masih berusaha menghampiri-Nya, sambil meletakan kepalanya di bawah kaki Kekasih Sejatinya, ia Memuji-Nya, kemudian ia mengangkat kepalanya, dan duduk lagi dihadapan Tuhannya serta bersyukur dengan tulus iklas atas segala anugrah dan hikmat yang diberikan kepadanya, dan secara khusus atas karunia Kedekatan Kepada Allah yang dianugrahkan kepadanya, Dengan hati penuh syukur dan berbahagia

No comments:

Post a Comment