Untaian kata indah, barisan kalimat megah, kumpulan mau’idhoh hasanah, taburan bagi pendamba hidayah, Al quran adalah jawabannya, tersirat Dalam QS. Al Insyiroh : 7 – 8 Allah memandu para hamba-Nya, menuntun manusia menuju tangga sukses dan bahagia :
“ maka apabila kau telah menyelesaikan satu pekerjaan maka segeralah bersungguh sungguh mengerjakan urusan berikutnya. Dan kepada Tuhanmu maka berharaplah
( kesuksesan ) dari-Nya “
inilah watak utama manusia Muslim, hidupnya selalu disibukkan dengan aneka karya dan beragam aktifitas, waktunya penuuh dengan amal nyata tanpa harus banyak bicara, bagi seorang mukmin tak ada kamus dalam hidupnya untuk bermalas malasan, ia selalu meniru Allah yang setiap saat selalu “sibuk“ mengurus makhluqNya “ كَََُّل يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ ‘’ (Ar Rahman :29 ).
Ada satu ungkapan mutiara hikmah dari sang bijak yang sungguh menarik yaitu : اَلْحَرَكَةُ َبرَكَةٌ makna bebasnya adalah ; “ rizqimu akan barokah, nilaimu pasti bertambah, prestasimu akan terus melimpah, jika engkau senantiasa berharokah “ ya harokah artinya bergerak, tidak jumud dan statis, tidak berpangku tangan, bukan menghitung bintang, bermalas malasan, dibenaknya hanya ada sekumpulan angan angan, cita citanya tinggi tapi semangatnya telah mati.
Dalam rangkaian ibadah yang Rasul ajarkan pada ummatnya, disitu dapat kita lihat betapa Islam sangat mengajarkan kepada kita sebuah exercise / riyadloh / latihan agar kita terus bergerak, lihat saja ibadah sholat, saat memulai takbirotul ihrom kita mengerakkan tangan, mulut kita bergerak menguntai faatihatul kitab, ruku’, I’tidal, sujud, tahiyyat dan bahkan saat salam terakhirpun kita gerakkan kepala ke kanan dan kiri. Masyaaallooh. Demikian halnya dengan ibadah haji, ibadah yang 90 % melibatkan aktifitas fisik, ambil contoh saja thowaf, thowaf adalah gerakan tak kenal henti, sebentar saja kita berhenti putaran arus manusia akan siap menghempas kita, Sa’I melambangkan sebuah kerja keras yang optimal dan melelahkan, begitupun dengan melontar jamarot, dst.
Memang adakalanya kita harus harus Shoum dan Wuquf, artinya sesekali kita juga perlu untuk berdiam diri sejenak, namun bagi seorang mukmin, prosentase gerak harus jauh lebih besar dibanding dengan diamnya kita, dan -- sebagai catatan kecil -- berdiam dirinya kita pun sebenarnya dalam rangka menghitung diri sambil merencanakan apa langkah berikutnya yang akan kita lakukan.
Dari sini kita dapat melihat, bahwa Seseorang yang ingin menggapai dan mencapai kesuksesan, maka pilihan dalam hidupnya Cuma satu, yaitu BERGERAK tanpa kenal henti. Otak kita bergerak mencari terobosan terobosan baru, mencari kiat kiat andalan dan menentukan sebuah inovasi. Mata kita terus kita gerakkan melihat dan mencari peluang peluang yang terbuka dihadapan kita, kaki kita langkahkan dalam mengejar ketertinggalan, melangkah keluar rumah seperti halnya seekor burung meninggalkan sarangnya. Bergerak terus menghampiri klien, melobby para petinggi dalam bingkai silaturrahmi, mendatangi halaqoh halaqoh keilmuan untuk memperluas wawasan keberagamaan. Allah berfirman :
"Dialah ( Allah ) Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kalian, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (akan kembali setelah ) dibangkitkan". ( QS. Al Mulk : 15 )
jika demikian, apakah mungkin sukses itu kita raih jika kita tidak mau bergerak ?
Mengapa tidak kita tengok universitas terbuka alam semesta, bukankah ia banyak memberikan pelajaran maha berharga buat manusia. Alam dan isinya ini tidak pernah sedetikpun berhenti bergerak, bumi mengitari matahari dan rembulan tanpa kenal lelah. Mataharipun bergerak mengitari milyaran bintang di angkasa raya, dari dinamisasi ini terciptalah siang yang terang, siang menghilang lalu muncullah indahnya malam yang temaram, coba layangkan pandangan mata ke sekitar kita, Ombak yang terus mendebur menyibak pantai, nyiur tetap melambai dihembus angin berderai, gesekan antar daun dan ranting menciptakan irama alam yang begitu mengasyikkan.
Coba hayati dan rasakan kembali, saat manusia tidur sekalipun seluruh organ dalam mekanisme tubuh ini terus beraktifitas, bukankah jantung kita tidak pernah berhenti berdetak, ia terus memompa darah, sehingga dengannya darah kita terus bergerak mengaliri setiap lekuk jaringan sel tubuh kita, paru paru terus melakukan tugasnya bernafas, ginjal menyaring dan menetralkan racun racun yang ada dalam darah, bukankah nadi kita juga tetap berdenyut. Pertanyaan paling penting dari semua itu adalah : Bagaimana bila semua organ dalam tubuh kita ini berhenti bergerak ???, kematian yang akan terjadi. Berakhirlah hidup ini, si anak akan kehilangan ayahnya, istri akan menangisi suaminya,
Ibnu Umar pernah berkata : لا َ تُؤَخِّرْ عَمَلَ اْليَوْمِ إلَي اْلغَدِ
jangan menunggu hari esok apa apa yang bisa kau kerjakan hari ini !
Don’t till tomorrow what you can do tOday !
yah memang yang dinamakan hidup itu adalah sebuah pergerakan, tidak bergerak berarti tiadanya unsur kehidupan, jika unsur kehidupan lenyap maka yang ada hanya sebuah kematian. Namun, agar manusia hidup itu tidak melonjak menjadi makhluq yang sombong, di penghujung suroh al Insyiroh itu Allah mengajarkan : “ dan kepada Tuhanmu, maka berharaplah hanya kepada-Nya “, sehebat apapun usaha yang kita lakukan, secepat apapun langkah yang kita gerakkan, secanggih apapun alat yang kita gunakan, semua itu tidak pernah lepas dari ketentuan Sang Maha Penentu Pemilik kehidupan. Memang Usaha tanpa do’a hampa, kerja keras tanpa tawakkal sia sia, bergerak tanpa berpasrah diri kepada-Nya, BERSIAPLAH UNTUK KECEWA !
wallohu a'lam.
Monday, July 6, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment