seluruh rangkaian ibadah ritual yang kita lakukan – apapun bentuknya –, apakah itu shalat kita yang 5 waktu sehari semalam, puasa kita dibulan suci ramadlan, atau zakat, infaq, shadaqoh yang kita keluarkan, bahkan ibadah haji yang seumur hidup satu kali itu, didalam islam, kedudukan ibadah ibadah makhdloh tersebut tidak lebih hanyalah sebagai Alat (media) yang hendaknya mampu mengantarkan kita kepada tujuan yang sebenarnya, singkatnya, ibadah itu bukan tujuan, ibadah itu bukan akhir segalanya. Sekarang yang jadi pertanyaan adalah, apa sih tujuan dari pelaksanaan ibadah itu… ?, Para ulama kita, para pakar agama yang kompeten dibidangnya merumuskan, minimal ada 2 tujuan, ada 2 ultimate goal yang mutlak harus diraih oleh setiap kita, dan – mohon maaf - kalau tujuan itu semua gagal kita peroleh, maka sia sialah amal yang kita kerjakan selama ini. Na’uudzubillah.
1. Takhliyyah / tazkiyatul qolbi yakni kebersihan hati, maksudnya adalah, Ibadah yang kita lakukan, shalat, puasa, Hajji, dlsb. Hendaknya itu semua mampu membersihkan diri kita dari berbagai macam penyakit hati, mampu mensucikan diri kita dari kotoran jiwa, dari virus virus qolbu yang sangat berbahaya dalam kehidupan. diharapkan dengan rajinnya kita shalat maka bersihlah hati kita dari sifat sombong, dengan seringnya kita puasa maka hilanglah penyakit serakahnya, dengan banyaknya berzakat / shadaqoh berkuranglah bakhil, kikir dan pelit dalam hati kita. coba kita perhatikan, didalam Al-Quran surah al-Maa’uun diterangkan, فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّيْنَ , Celaka bagi orang shalat !, Siapa itu orang yang shalat juga tapi celaka juga ???, ayat selanjutnya menjelaskan, orang shalat bisa celaka salah satu penyebabnya adalah اَلَّذِيْنَ هُمْ يُرَائُوْنَ yaitu orang yang sholat tapi masih memiliki penyakit hati yang bernama Riyaa’, suka pamer.
Didalam kitab at-Targhib wat-Tarhib buah pena Al - Imam Zakiyyuddin al-Mundziri, disitu ada sebuah hadits qudsi yang menerangkan bahwa salah satu ciri orang yang sholatnya diterima oleh Allah adalah :
وَلَمْ يَسْتَطِلْ بِهَا عَليَ خَلْقِي “ Mereka tidak menyombongkan diri kepada Makhluq-Ku “
makna essensilnya adalah shalat seseorang akan diterima oleh Allah SWT. ketika orang tersebut hatinya bersih dari penyakit yang bernama sombong.
Disisi lain, lebih jauh dari itu, kebahagiaan kita di akhirat kelak, pada hari dimana tidak ada perlindungan kecuali perlindungan Allah, akan sangat sangat ditentukan oleh kwalitas kebersihan hati itu.
“ Pada hari dimana tidak lagi berguna harta kekayaan, tidak lagi bermanfaat anak keturunan, kecuali mereka yang datang keharibaan Allah dengan membawa
hati yang bersih “. ( Assyu’ara : 88 – 89 )
2. Tahliyyah. tujuan dari pelaksanaan ibadah kita adalah, hiasan Akhlaq dan budi pekerti. pesan moralnya adalah, Ibadah yang kita lakukan harus mampu menumbuh kembangkan sikap dan perilaku yang baik dalam kehidupan. semestinya, dengan sering dan rajinnya kita shalat, maka muncullah ketawadhu’an dalam pergaulan, dengan seringnya kita puasa, maka tumbuhlah sifat pemaaf kita, tambah sayang kepada fakir miskin, dst.
Namun ironinya, realitas berkata lain, apa yang kita saksikan ditengah masyarakat ?, mohon maaf, ada orang yang shalatnya giat tapi ma’shiyatnya juga hebat. Shalatnya tekun tapi korupsiinya tidak nenurun, tidak terefleksi pesan " Sholat bisa mencegah perbuatan keji & munkar ". puasanya full 1 bulan tapi ma’shiyatnya malah penuh 11 bulan, Na’udzubillah. Padahal dalam sebuah hadits diriwayatkan, bahwa yang menyebabkan manusia masuk kedalam surga itu bukan karena banyak amalnya, karena 'amal kita kita sebanyak apapun tidak sebanding dengan keni'matan surga yang Allah sediakan. Rasul melanjutkanm, berhak atau tidaknya seseorang masuk kedalam surga adalah karena semata mata rahmat dan kasih sayang dari Allah swt. Dan tolong diingat baik baik, Rahmat Allah itu hanya akan bisa kita dapatkan, ketika kita memiliki nilai nilai Akhlaqul kariimah, kualitas moral dan kasih sayang bagi sesama.
Wallohu A'lam
Monday, July 20, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment