Nabi saw telah mentarbiyah para sahabatnya –generasi awal Islam- dengan tarbiyah yang lebih khusus; salah seorang di antara mereka telah menjadi bagian dari umat yang mampu dengan karunia Allah menaklukkan penjuru timur dan barat dunia melalui agama Islam. Dan nabi saw begitu yakin bahwa tidak mungkin generasi awal ini dapat menunaikan amanah risalahnya untukmengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya tanpa melakukan kesadaran ruhiyah yang permanen; menggerakkan perasaan yang tenang dan membawanya kepada ketentraman jika setiap saat mengalami guncangan.
Karena itu, demikianlah Allah Tuhan kamu
Nabi Saw memulai proses penyadaran ruhi dengan menjelaskan manusia akan Tuhan mereka, bahwa Dialah satu-satu Zat yang benar dan mutlak, dan agama-Nya adalah satu-satunya agama yang benar, dan agama dan kepercayaan lainnya adalah palsu dan batil.. Allah SWT berfirman:
َذَلِكُمُ الله رَبُّكُمُ الحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الحَقِّ إِلاَّ الضَّلالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ
“Maka (Zat yang demikian) Itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; Maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka Bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)” (Yunus:32)
Dan para generasi awal juga menyadari bahwa izzah mereka adalah karena berpegang teguh kepada Islam, dan dalam kondisi apapun mereka akan meninggalkan atau mundur darinya, atau ragu dalam membela dan berkorban untuknya walau dengan sesuatu yang paling mahal sekalipun.. diriwayatkan oleh Hakim dari Umar bin Al-Khattab berkata:
إِنا قومٌ أعزَّنا الله بالإسلام؛ فلن نبتغيَ العزَّةَ بغيره
“Kami adalah kaum yang telah dimuliakan Allah melalui Islam, karena itu kami tidak akan mencari izzah tersebut kepada yang lainnya”.
Allah dalam Al-Qur’an
Cukuplah bagi kita dengan membaca Al-Qur’an dan mentadabburkan apa yang ditanamkan oleh Islam untuk menumbuhkan hati mengenal kebenaran Allah sehingga mampu memperbaiki perilaku dan hidup kita, dan menjadikan kitakhairu umat –sebaik-baik umat- yang dikeluarkan untuk manusia. Dan juga untuk mengetahui bagaimana kondisi umat jika kembali kepada pengetahuan yang erat ini kepada Allah; mampu memerdekakan hati dari menyembah hawa nafsu, syahwat, kejahatan dan kezhaliman, penuh dengan kekuatan dan kemuliaan, mengajak untuk menjaga dan melindungi hak dan jati diri manusia. Karena itu, marilah ikut bersama kamiuntuk melihat beberapa bagian dari sarana untuk mengenal Allah. Dan dalam Al-Qur’an disebutkan sepuluh point berikut:
1. Allah adalah yang paling benar dan yang lainnya adalah batil
Demikianlah hakikat yang memenuhi relung hati generasi awal Islam dan yang seharusnya juga memenuhi dalam relung hati setiap orang beriman. Allah berfirman:
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
” (Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena Sesungguhnya Allah, Dialah (tuhan) yang haq dan Sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, Itulah yang batil, dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha besar”. (Al-Hajj:62)
2. Allah adalah satu-satunya pemilik, pencipta dan pengatur segala sesuatu.
Allah SWT berfirman:
ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ
“Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain dia; Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan” (Az-Zumar:6)
ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ
“Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia; Maka Bagaimanakah kamu dapat dipalingkan”. (Ghafir:62)
Allah SWT mengingatkan hamba-Nya akan hakikat ini dengan firman-Nya:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ
“Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi ? tidak ada Tuhan selain dia; Maka Mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)”. (Fathir:3)
Dan memberitahukan kepada kita melalui lisan al-khalil Ibrahim akan keimanannya terhadap hakikat ini:
الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ* وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ* وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ* وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ* وَالَّذِي أَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ
“(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka Dialah yang menunjuki Aku, dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum kepada-Ku, dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku, dan yang akan mematikan Aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan yang Amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”. (As-Syua’ara:82)
3. Di tangan-Nya lah segala perkara dan selain Dia tidak memiliki kekuatan apapun
Allah berfirman:
أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam”. (Al-A’raf:54)
يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلَّا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
“Mengatur segala urusan. tiada seorang pun yang akan memberi syafaat kecuali sesudah ada izin-Nya. (Zat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu tidak mengambil pelajaran”. (Yunus:3)
Dan Allah menyeru setiap orang beriman untuk selalu mengulang-ulang firman-Nya:
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ* تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Katakanlah: “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)”. (Ali Imran:26-27)
Adapun yang lainnya sekalipun besar kekuatannya, namun mereka tidak memiliki walaupun sedikit atau banyak.. Allah berfirman:
ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ
“Yang (berbuat) demikian Itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari”. (Fathir:13)
4. Allah Maha Mengetahui dengan apa yang ada dalam jiwa setiap hamba-hamba, tidak ada sedikit pun yang tersembunyi…
Allah berfirman:
رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا فِي نُفُوسِكُمْ
“Tuhan kalian Maha Mengetahui dengan apa yang ada dalam jiwa kalian”. (Al-Isra:25),
Al-Khalil selalu memunajat kepada Tuhannya, dia berkata:
رَبَّنَا إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِي وَمَا نُعْلِنُ وَمَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ
“Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang Kami sembunyikan dan apa yang Kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit”. (Ibrahim:38)
5. Seruannya dan apa yang ada di sisinya adalah satu-satunya yang benar dan mutlak
وَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلاَ تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
“Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu”. (Yunus:94)
6. Tidak ada yang alfa sedikitpun apa yang dilakukan oleh orang-orang zhalim
Karena orang-orang zhalim telah dikuasai oleh syahwat kezhaliman untuk menguasai dan berlaku keji terhadap makhluk lainnya, lupa akan pengawasan Allah terhadapnya; karena sesungguhnya Allah menegaskan selalu memantau setiap orang-orang yang jahat yang telah lupa akan Tuhannya dan melakukan kejahatan kepada hamba-hamba Allah tanpa hak. Allah berfirman:
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ
“Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zhalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak”. (Ibrahmi:42)
Dan Allah mengancam orang-orang yang melakukan kejahatan:
فَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ رَبُّكُمْ ذُو رَحْمَةٍ وَاسِعَةٍ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُهُ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ
“Maka jika mereka mendustakan kamu, Katakanlah: “Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas; dan siksa-Nya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa”. (Al-An’am:147)
Sebagian ahli bijak berkata:
الظلم على ثلاثة أوجه: ظلم لا يغفره الله عز وجل فهو الشرك به، وظلم لا يتركه الله تعالى فمظالم العباد بعضهم بعضًا، وظلم لا يعبأ به فظلم العبد بينه وبين الله تعالى
“Kezhaliman itu ada tiga bentuk: “kezhaliman yang tidak diampuni oleh Allah yaitu syirik kepada-Nya, kezhaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah seperti kezhaliman seseorang kepada hamba yang lainnya, kezhaliman yang tidak akan diabaikan oleh Allah; kezhaliman hamba antaranya dan Allah SWT”.
7. Seluruhnya akan kembali kepada Allah secara pasti
Bahwa seluruh manusia dan makhluk akan kembali kepada-Nya dan di hadapan-Nya kelak akan dihisab…Allah berfirman:
ثُمَّ رُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلَاهُمُ الْحَقِّ أَلَا لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ أَسْرَعُ الْحَاسِبِينَ
“Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. dan Dialah Pembuat perhitungan yang paling cepat”. (Al-An’am:62)
Karena itu tidak selayaknya bagi siapa yang menyadari bahwa dirinya akan kembali kepada Tuhannya menjadikan selainnya sebagai Tuhan:
قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
“Katakanlah: “Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, Padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudaratannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.”(Al-An’am:1
Dan Allah mengingatkan atas orang-orang yang lalai yang mengira bahwa tiada seorang pun yang mampu menguasainya, Allah berfirman:
أَلَا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ* لِيَوْمٍ عَظِيمٍ* يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
“Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam”. (Al-Muthaffifin:4-6)
Demikian juga Imam Ali mengingatkan orang-orang yang zhalim akan hari perjumpaan, beliau berkata:
يوم العدل (أي يوم القيامة) على الظالم أشدّ من يوم الجور على المظلوم
“Hari pengadilan (hari kiamat) atas orang yang berlaku zhalim lebih keras dari hari kejahatan yang dilakukan atas orang-orang yang dizhalimi”.
8. Allah adalah satu-satunya yang berhak disembah
Selamanya adalah yang berhak, dan selamanya Allah adalah satu-satunya yang mencipta, yang memiliki dan mengatur, dan selamanya seluruh perkara ada ditangan-Nya, dan tidak ada yang sembunyi darinya sesuatu apapun dari makhluk-Nya, serta selamanya segala urusan dan selamanya segala hal akan kembali, maka selayaknya untuk di ibadahi, Allah berfirman:
ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
“Demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu”. (Al-An’am:102)
9. Allah satu-satunya yang ditakuti akan azabnya pada hati pembalasan..
Allah berfirman:
يَوْمَئِذٍ يُوَفِّيهِمُ اللَّهُ دِينَهُمُ الْحَقَّ وَيَعْلَمُونَ أَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ الْمُبِين
“Di hari itu, Allah akan memberi mereka Balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allah-lah yang benar, lagi yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya). “(An-Nur:25)
Karena itu seorang mukmin selalu bersenandung:
قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
“Katakanlah: “Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku”. (Az-Zumar:13)
Dan dalam atsar disebutkan: Allah SWT berfirman:
اشتد غضبي على من ظلم من لا يجد له ناصرًا غيري
“Kemarahan saya akan besar terhadap orang berlaku zhalim kepada orang yang tidak mendapatkan penolong selain-Ku”.
Abu Umamah ra berkata:
يجيء الظالم يوم القيامة، حتى إذا كان على جسر جهنم لقيه المظلوم وعرف ما ظلمه به، فما يبرح الذين ظُلِموا بالذين ظَلَموا حتى ينزعوا ما بأيديهم من الحسنات؛ فإن لم يجدوا حسناتٍ حُمِلَ عليهم من سيئاتهم مثل ما ظلموا، حتى يرِدُوا الدرك الأسفل من النار
“Pada hari kiamat orang yang zhalim akan datang, sampai ketika berada di jembatan jahanam bertemu dengan orang yang mazhlum dan memberikan kezhaliman yang dilakukan kepadanya, maka orang yang mazhlum tidak akan melepas dengan orang-orang yang menzhalimi, sampai dirinya melepas apa yang ada dalam dirinya dari berbagai kebaikan; dan jika tidak di dapatkan lagi kebaikannya maka kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa orang yang dizhalimi akan ditimpakan kepada orang yang zhalim sehingga mereka dilemparkan ke dalam api neraka yang paling dalam”.
10. Tidak ada sedikit pun dalam hati orang yang beriman untuk takut kepada selain-Nya
Karena itu orang-orang yang beriman secara hakiki adalah
يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)”. (An-Nahl:50)
Dan karena itu, khalilur rahman, Ibrahim AS menolak ancaman yang diarahkan kepadanya dari orang yang tidak mengenal Allah:
وَحَاجَّهُ قَوْمُهُ قَالَ أَتُحَاجُّونِّي فِي اللَّهِ وَقَدْ هَدَانِ وَلَا أَخَافُ مَا تُشْرِكُونَ بِهِ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبِّي شَيْئًا وَسِعَ رَبِّي كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ* وَكَيْفَ أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخَافُونَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُمْ بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا فَأَيُّ الْفَرِيقَيْنِ أَحَقُّ بِالْأَمْنِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), Padahal kamu tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukan-Nya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui? Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Al-An’am:81-82)
Dan Nabi Musa juga ketika kondisinya terdesak pada satu kondisi dan para sahabatnya takut di tangkap oleh Firaun, beliau berkata:
قَالَ كَلَّا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ
“Sekali-kali tidak akan tersusul; Sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku”. (As-Syuara:62) maka laut yang ada di hadapannya pun terbelah menjadi dua sehingga dia dan orang-orang bersamanya dapat selamat dari kejaran Fir’aun dan tentara nya.
Peringatan dari yang Maha Kuat atas kezhaliman dari kezhaliman
Selanjutnya… apakah seorang mukmin kepada Allah telah membaca ayat-ayat kemudian melanggar aturan Allah, bermaksiat kepada Tuhannya, memusuhi makhluk dan hamba-hamba Allah melampaui dari apa yang ada di tangan dan kekuasaan-Nya, lupa akan kekuasaan dan kehendak Allah di atasnya.
Dalam shahih Muslim dari Abu Mas’ud Al-Badri ra berkata:
كُنْتُ أضْرِبُ غُلامًا لِي بالسَّوْطِ، فَسَمِعْتُ صَوْتًا مِنْ خَلْفِي: “اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ”؛ فَلَمْ أفْهَمِ الصَّوْتِ مِنَ الغَضَبِ، فَلَمَّا دَنَا مِنِّي إِذَا هُوَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم؛ فإذا هُوَ يَقُولُ: “اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ أنَّ اللهَ أقْدَرُ عَلَيْكَ مِنْكَ عَلَى هَذَا الغُلامِ”، فَقُلتُ: لا أضْرِبُ مَمْلُوكًا بَعْدَهُ أَبَدًا”، وَفِي روايةٍ: فَسَقَطَ السَّوْطُ مِنْ يَدِي مِنْ هَيْبَتِهِ،
وفي روايةٍ: فَقُلتُ يَا رسولَ الله، هُوَ حُرٌّ لِوَجْهِ اللهِ تَعَالَى، فَقَالَ: “أمَا لَوْ لَمْ تَفْعَلْ لَلَفَحَتْكَ النَّارُ، أَوْ لَمَسَّتْكَ النَّارُ”!!!.
“Pada saat saya memukul seorang anak kecil dengan menggunakan pecut, maka saya mendengar suara dari belakang saya dan berkata:”Ketahuilah wahai Abu Mas’ud: “Maka saya tidak memahami suara dari kemarahan, maka ketika mendekat dari saya bahwa beliau adalah Rasulllah saw, dan pada saat itu berkata: “Ketahuilah wahai Abu Mas’ud bahwa Allah lebih kuat darimu atas anak kecil tersebut”. Maka saya berkata: “Saya setelah itu tidak lagi memukul seorang budak pun setelah”. Dan dalam riwayat lain disebutkan: “Maka jatuhlah pecut itu dari tangan saya oleh karena perasaan takut beliau, dan dalam riwayat lain disebutkan: “Maka saya berkata: “Wahai Rasulullah, sekarang dia bebas karena Allah SWT, maka Rasulullah saw bersabda: “Adapun jika engkau tidak melakukannya maka pintu neraka akan terbuka atau akan tersentuh api neraka!!!
Dimanakah posisi anda dari apa yang anda lakukan melalui berbagai perangkat untukberinteraksi dengan para warga; melakukan penyiksaan dan penangkapan tanpa alasan yang benar, dan menyampaikan tuduhan hukum yang tidak benar?! Berlebihan dalam melakukan kezhaliman dan kekuatannya, memukul luasnya tembok dengan penuh menggunakan berbagai undang-undang dan aturan daripada melindungi kehormatan dan menjaga kehormatan manusia.
أَلَا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ* لِيَوْمٍ عَظِيمٍ* يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
“Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,
pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?” (Al-Muthaffifin:4-6)
Nabi saw memperingatkan orang yang menyakiti orang Islam, mengazabnya atau menzhaliminya
أَخْرَجَ الطَّبَرَانِيُّ بِسَنَدٍ جَيِّدٍ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “مَنْ جَرَحَ ظَهْرَ مُسْلِمٍ بِغَيْرِ حَقٍّ لَقِيَ اللَّهَ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ”،.
Diriwayatkan dari Thabrani dengan sanad Jayyid dari Abu Umamah ra berkata: Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang melukai pundak seorang muslim tanpa alasan yang benar maka Allah akan menjumpainya dalam keadaan marah”.
وأخرج أَيْضًا عَنْ عِصْمَةَ بن قيس قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “ظَهْرُ الْمُؤْمِنِ حِمًى إِلا بِحَقِّهِ”؛ يعني إلا أن يرتكب ما يوجب العقوبة
Dan diriwayatkan pula dari Ishmah bin Qais berkata: Rasulullah saw bersabda: “Pundak orang beriman harus dilindungi kecuali dengan alasan yang benar”; maksudnya adalah kecuali jika melakukan pelanggaran yang harus diberikan sangsi.
Bukan berarti para generasi awal sahabat Nabi saw yang mulia terlambat memberikan peringatan kepada orang yang terjerumus pada sesuatu dari kesalahan ini, dan bukan berarti pula yang diberikan nasihat ragu dalam mengevaluasi diri dan memperbaiki kesalahannya.
أخرج ابن أبي عاصم عن خالد بن حكيم بن حزام، أنه أتى أبا عبيدة، وإذا رجل من أهل الأرض بشمس (أي يعذبه أبو عبيدة بإيقافه في الشمس الحارقة)، فنهاه عنه خالد بن الوليد، فقالوا لخالد: أغضبت أبا عبيدة! فقال: إني لم أُغضبه، ولكني سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: “إن أشدَّ الناس عذابًا للناس في الدنيا أشدُّهم عذابًا عند الله عز وجل يوم القيامة”.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Ashim dari Khalid bin Hakim bin Huzam, bahwa dirinya mendatangi Abu Ubaidah, maka pada saat itu ada seorang lelaki dari suatu negeri berada di bawah terik matahari (maksudnya disiksa oleh Abu Ubaidah dengan disuruh berdiri di tengah terik matahari yang menyengat), maka Khalid bin Al-Walid melarangnya, maka mereka pun berkata kepada Khalid: Apakah Anda ingin membuat Abu Ubaidah marah! Beliau berkata: Sungguh saya marah kepadanya, namun saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya barangsiapa yang keras menyiksa manusia di dunia maka kelak akan mendapat siksa lebih pedih nanti di sisi Allah pada hari kiamat”.
Dan pemimpin umat di Palestina pada saat itu adalah Umair bin Sa’ad, maka beliaupun masuk dan berbicara kepadanya, maka beliaupun memberikan jalan kepada mereka.
Dimanakah tarbiyah imaniyah yang mensibghah hati-hati orang beriman dari apa yang dilakukan oleh sebagai rezim yang melakukan kekerasan oleh pihak keamanan dan melebarkan tangannya untuk merampas kehormatan manusia dan menyiksa mereka, kemudian berlaku sombong dan berdebat dari perilaku yang menghinakan tersebut?! Bahkan hingga dijabarkan kepadanya dan kepada para penguasa akan hakikat yang terjadi dan kisah-kisah yang mengenaskan terhadap apa yang terjadi dan dilakukan oleh perangkat keamanan tersebut; kadang berusaha mengingkari, dan kadang kala mencari alasan-alasan dari kezhaliman tersebut!!
أَلَا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ* لِيَوْمٍ عَظِيمٍ* يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
“Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,
pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?” (Al-Muthaffifin:4-6)
Apakah kezhaliman dan pembantaian dapat menjaga dan memelihara kehormatan negaranya
Demikianlah kesalahan moral, ideologi dan kemanusiaan yang terjadi di dalamnya dari orang yang tidak mengenal Tuhannya dengan baik, tidak memahami hakikat kejiwaannya, sehingga terus melakukan kezhaliman dan kekejamannya; menyangka bahwa dirinya dalam rangka melindungi negara dan menjaga kehormatannya, padahal hal tersebut merupakan kebodohan yang nyata, karena tidak ada sesuatupun yang lebih terjadi dari kehormatan negara kecuali dengan menegakkan keadilan yang menanamkan rasa cinta dan kasih sayang antara pemimpin dan yang dipimpin.
Allah SWT berfirman:
وَتِلْكَ الْقُرَى أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِمْ مَوْعِدًا
“Dan (penduduk) negeri telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zhalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka”. (Al-Kahfi:59)
Bahwa yang demikian tidak mengarah kepada kemunduran umat dan hilangnya negara dari besarnya penyebaran kezhaliman di dalamnya dan hilangnya keadilan dari setiap lembaga dan individunya. Nabi saw bersabda:
: “إذا رأيت أمتي تهاب الظالم أن تقول له: أنت ظالم، فقد تودِّع منهم
“Jika Anda melihat umatku takut menjadi orang zhalim. Maka cukup Anda katakan:”And adalah zhalim, maka Anda telah menyelamatkannya dari mereka”.
Nabi saw pernah ditanya:
أنهلك وفينا الصالحون؟ قال: “نعم، إذا كثر الخبث
“Apakah kita juga akan ditimpa musibah padahal di tengah kita masih ada yang shalih? Beliau menjawab: “Ya, Jika kejahatan telah merajalela”.
Imam Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah juga berkata:
إن الدولة الظالمة تفنى وإن كانت مسلمة، وإن الدولة العادلة تبقى وإن كانت كافرة
“Sesungguhnya negara yang zhalim akan hancur sekalipun mayoritas penduduknya muslim, dan sesungguhnya negara yang adil akan tetap tegak sekalipun penduduknya kafir.
Allah Maha besar dan segala puji hanya milik Allah semata.
Shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad saw, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dan segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam.
No comments:
Post a Comment