Coba bayangkan kalau kita dijatuhkan hukuman gantung, dan hukumannya akan dilakukan satu jam lagi. Apakah yang akan kita fikirkan atau kita rasakan?
Terpikirkah waktu itu mau beli bungalow, mau beli mobil baru, dan lain-lain lagi?
Waktu itu kitalah manusia yang paling susah di dunia, tidak ada rasa enak lagi masakan yang ada di depan mata.
Dahsyatnya kematian itu, boleh hilang ketawa, orang beriman tentu dia akan taubat nasuha. Hatinya akan dipersembahkan bulat-bulat kepada Allah. Tapi bagi orang yang tidak beriman dan tidak pernah ambil perhatian terhadap Allah, maka kucar-kacirlah keadaannya waktu itu.
Tapi yang kita rasakan sekarang, tidak mungkin rasanya ALLAH akan mematikan kita besok atau sejam lagi. Kita masih yakin kita tetap akan hidup dalam waktu tersebut.
Kita masih saja gila dunia, sombong, takabur, dengki dengan orang, berdendam dengan orang, dan macam-macam lagi sifat jahat yang mengisi hati kita, karena kita tidak ingat dan tidak percaya ALLAH bisa mematikan kita kapan saja, bahkan sedetik lagipun bisa!!!
Kita masih saja menabung di bank dunia, tidak kita tabung duit kita ke bank akhirat, kalaulah kita tahu bahwa kematian kita itu sejam lagi, tentulah kita akan takut menyimpan harta kita itu dan segera saja kita gunakan harta yang dititipkan ALLAH itu untuk tabungan kita di akhirat nanti. Karena semua milik kita itu hanya akan menyusahkan kita sewaktu kita dihisab di Padang Mahsyar nanti.
Firman ALLAH : Terjemahannya: Pada hari itu (hari kita pergi mengHadap Allah) tidak berguna lagi harta dan anak kecuali mereka yang pergi membawa hati yang selamat. (Surah As Syuara’ : 89)
Orang yang sadar akan mati, bukan saja amalan lahir dijaga, tetapi bagaimana amalan batinnya juga sangat dijaga, bagaimana dia berperasaan terhadap ALLAH, terhadap sesama manusia, betul-betul dijaganya.
Orang yang paling bodoh adalah orang yang tidak berfikir sama sekali tentang mati. Sedangkan orang yang paling cerdik adalah orang yang paling cerdik adalah orang paling banyak ingat mati.
Orang yang tidak ingat mati itu seperti kambing yang akan disembelih dan pisau sudah ada di depan lehernya, tetapi dia masih bisa ketawa di depan penyembelihnya itu. Memang kambing itu sangat bodoh, lalu bagaimana dengan manusia yang seperti kambing?
Firman ALLAH: Terjemahannya: Tiap-tiap yang bernyawa akan merasai mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenarnya dan hanya kepada kamilah, kamu dikembalikan. ( Al Anbiya’ : 35 )
Ya, mati pasti akan benar-benar terjadi! Bisa saja itu terjadi sedetik lagi! Begitu kuasa ALLAH, “Jadi!”, maka jadilah.
ALLAH benarkan kita hidup beberapa waktu lagi agar kita masih sempat bertaubat dan menambah bakti dan mengabdikan diri kita kepada-Nya. Ingat Firman ALLAH: Terjemahannya: Tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembah Aku. ( Ad Dzariat : 56 )
Itulah faedah mati, bisa mengontrol kita dari dosa-dosa. Kalaulah kita tahu kita akan digantung sejam lagi, pasti kita akan segera meminta ampun akan dosa-dosa kita yang telah lalu. Kita korbankan segalanya untuk bekalan di akhirat nanti.
Namun orang sekarang kata, kalau ingat mati, nanti di dunia tidak ada kemajuan. Itu adalah orang yang jahil. Orang yang paham Islam, bila sebut mati berlompatanlah mereka berjuang, membangun Islam agar mati syahid. Rasulullah dan para sahabat adalah generasi umat Islam yang paling banyak mengingat mati. Apakah mereka pasif dan jumud? Tidak. Malahan mereka berhasil menawan ¾ dunia dan membangun sebuah empire Islam. Mereka berhabis-habisan menguras tenaga, adalah hasil selalu mengingat mati, sehingga kerja mereka itu bisa menjadi simpanan di akhirat.
Kalau kita bisa ulangi sikap mereka itu, nescaya kita juga jadi bangsa yang bertenaga berjuang dan berkorban di jalan ALLAH demi menegakkan Islam ke seluruh dunia. Insya Allah.
Thursday, July 23, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment