Dalam surat al-Anfal : 2 disebutkan bahwa salah satu ciri utama Mukmin sejati adalah “ ketika disebut Nama Allah maka bergetarlah hati mereka ”. Bila kita jadikan ayat diatas sebagai Indikator, maka pasti akan timbul satu kegelisahan dibathin kita masing-masing, kenapa setiap kali Nama Allah disebut, hati kita belum bisa bergetar ?, apakah kita ini bukan termasuk Mukmin yang sejati, ataukah kita baru sebatas percaya saja dan belum mampu beriman dalam arti yang sesungguhnya. Rupanya jawaban atas pertanyaan itu ada pada sebuah key word yang kata al-Ghazali adalah Kurangnya ma’rifat (pengenalan) kita kepada Allah. Kita baru bisa berikrar tidak ada Tuhan kecuali Allah, sementara Allah dengan segala kesempurnaan-Nya itu belum kita kenali lebih dekat. Mungkin dalam Sholat kita mengucapkan kalimat takbir Allahu Akbar, namun kebesaran Allah itu tidak mampu kita hembuskan dalam setiap detak dan detik kehidupan kita. Ironi sekali.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apa langkah yang harus kita lakukan untuk bisa mengenal Allah. Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan :
1. Penuhi kebutuhan Ruhani, Pertajam Sinyal hati. Dalam QS. Shod: 72 Allah berfirman :
“ dan Aku tiupkan kedalam dirinya itu sebagian dari Ruh-Ku “
Dari Ayat ini jelaslah bahwa didalam tubuh kita Built in melekat unsur keTuhanan yang bernama Ruh yang Allah tempatkan dalam sebuah wadah yang bernama hati. Kenapa selama ini kita tidak bisa menangkap kebesaran Allah, mengapa selama ini kita belum bisa merasakan kemaha sempunaan Allah, jawabnya adalah karena hati kita tertutup oleh gumpalan dosa yang sering kita perbuat, sehingga sinyal Ruh menjadi lemah atau bahkan telah mati. Ketika sinyal Ruh lemah maka kita tidak bisa menangkap kebesaran Allah sebagai Cahaya diatas Cahaya, Nur Allah tidak akan menembus kedalam hati yang terselubung lapisan dosa. Na’udzubillaah.
2. IQRO’!!!, Bacalah ayat (tanda) kebesaran Allah, baik ayat tersurat (Al-quran) maupun ayat tersirat (alam semesta). Seorang Astronom akan mampu mengenal kebesaran Allah ketika ia membaca alam semesta ini, ketika ia menyaksikan betapa letak bumi begitu strategis. Dan pada saat ia menyaksikan keserasian tata kosmos ini, serta merta ia akan mampu merasakan keagungan yang Mencipta semua ini. Robbanaa maa kholaqta Haadza baathilaa. Baca dan mencoba merenungkan, mengamati, kontemplasi, riyadloh bathiniyyah, tafakur, tadabur, i'tibar atau apapun nama-Nya akan semakin menggambarkan dengan jelas kebesaran dan ke-Maha sempurnaan Dia. Tidak perlu jauh jauh, coba baca ayat-Nya yang ada dalam diri kita... subhaanallhoh... Ada sebuah ungkapan yang sangat menarik “ Barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya ”.
3. Kenali Allah lewat Asmaa-ul husnaa. Secara garis besar sifat yang sekaligus Nama Allah itu terbagi kedalam dua sifat:
a. Sifat Jamaaliyyat. Yakni sifat-sifat Allah yang Indah seperti Ar-Rahman dan Ar-Rahiim, dan inilah sifat Utama Allah yang sangat Dominan.
b. Sifat Jalaaliyyat. Yakni sifat-sifat keagungan Allah seperti Al Qohhar (Maha perkasa), Al-Malik, dlsb.
Setelah kita mengenal Allah lewat Asmaa-Nya, maka tancapkan terus kedakam hati sanu bari kita dengan seringnya kita berdzikir. Nabi bersabda: ” Perbaharui Iman kalian dengan memperbanyak kalimat Laa ilaaha illallah”
Wallahu a’lam bis-shawaab.
Monday, July 6, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment