Monday, July 6, 2009

Keajaiban Istighfar

Masalah hilangnya kesabaran seakan sudah menjadi sebuah pemandangan yang acap kali kita temukan dalam kehidupan keseharian manusia. Bahkan kita sendiri, ketika riak gelombang tekanan hidup menerpa diri kita sendiri, kita sangat mudah kehilangan ketenangan, api amarah mudah tersulut, biasanya itu terjadi karena karena begitu saratnya persoalan hidup yang sedang kita hadapi. Namun sayang, bagi yang tak bisa menghadapinya dengan bijak, tak jarang mereka mencari-cari ketenangan dengan cara yang keliru. Ada yang menanggulanginya dengan bermeditasi tanpa arti, psikoterapi, minum obat penenang, sampai pada penggunaan narkoba. Bahkan tidak sedikit yang bunuh diri. Pertanyannya, bagaimana seharusnya kita menghadapi aneka masalah pelik yang ada didepan mata itu ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita simak bersama sepenggal episode yang dibawakan oleh Arrabi' bin Shubaih : Suatu hari ketika Ar Rabi' sedang duduk bersama Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib, datanglah seorang laki-laki menghadap dan mengeluh kepada Cucu Rasulullah ini tentang hujan yang tak kunjung tiba, Al-Hasan menasehati orang tersebut : "Bacalah Istighfar, Mintalah ampun kepada Allah !". Tak lama berselang, datang lagi seseorang dan mengadukan kesulitan ekonominya. Al-Hasanpun menasehati orang tersebut : "Bacalah Istighfar, Mintalah ampun kepada Allah !". beberapa waktu kemudian datang lagi seseorang mengadukan perihal sawah ladangnya yang kering kerontang, Al-Hasanpun menasehati orang tersebut : "Bacalah Istighfar, Mintalah ampun kepada Allah !". Lalu kami yang duduk bersama Al-Hasan, dengan nada penasaran kami bertanya :

أَتَاكَ رِجَالٌ يَشْكُوْنَ الْوَبَاءَ, وَيَسْأَلُوْنَ أَنْوَاعًا, فَأَمَرْتَهُمْ كُلَّهُمْ بِاْلإِسْتِغْفَارِ ؟
"Beberapa orang telah mendatangimu mengadukan problem hidup yang menimpa mereka, dan mereka bertanya dengan persoalan yang beragam, namun engkau menyuruh mereka
semua untuk beristighfar ?"

Mendengar pertanyaan sahabatnya itu, Al-Hasan menjawab : "Sahabatku, jawabanku tadi bukan semata lahir dari buah fikirku sendiri, tapi aku memeras sari dari Firman Allah yang menceritakan prihal Nabi Nuh ketika memerintahkan kepada kaumnya :

Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, 11. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. ( QS.NUH ; 10 )


Dengan beristighfar, kita berupaya menyalakan kembali kesadaran akan kebutuhan kita kepada Allah, mendekatkan diri kepada-Nya, menghilangkan jarak antara kita dengan-Nya. Sehingga Allah hadir dalam kehidupan kita, baik disaat suka maupun duka, lapang maupun sempit, karena sesulit apapun masalah kita, Allah selalu membukakan pintu-pintu solusi bagi para Ahli Istighfar. Bukankah Nabi Junjungan kita Muhammad saw telah bersabda :

مَنْ أَكْثَرَ اْلإِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلّ هَمٍّ فَرَجًا, وَمِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا, ورَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ
"Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah menjadikan bahagia untuk setiap kesedihannya, memberinya kelapangan dalam tiap kesempitannya, dan Allah akan mengaruniainya rizki dari arah yang tidak ia sangka-sangka".

وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ

1 comment:

  1. Pada suatu hari Rasulullah s.a.w. didatangi oleh seorang lelaki. Lelaki ini mengaku dirinya seorang yang miskin. Kemudian ia meminta jalan keluar agar terlepas dari belenggu kemiskinan.
    Rasulullah s.a.w tanpa banyak fikir lagi terus menyuruh lelaki itu berkahwin. Lelaki ini sangat senang dengan saranan yang diberikan Rasulullah. Dengan keyakinan yang mantap, akhirnya lelaki itu berkahwin. Setelah sekian lama berkahwin, lelaki itu datang lagi kepada Rasulullah dan mengadukan nasibnya, “Ya Rasulullah saya sudah berkahwin tetapi masih tetap miskin, bagaimana ya Rasulullah ?”. “Kahwin lagi,” jawab Rasulullah singkat.
    Si lelaki tanpa banyak bertanya lagi. Beliau percayakan kepada Rasulullah. Sebab tidak mungkin Rasulullah mahu menipu ummatnya. Akhirnya lelaki itu berkahwin lagi dengan gadis lain. Namun beberapa waktu kemudian lelaki itu datang lagi kepada Rasulullah dan mengadukan masalahnya : “Ya Rasulullah, isteri saya sudah dua tapi saya masih miskin, bagaimana ya Rasulullah… ?” keluh lelaki itu. “Kahwin lagi,” jawab Rasulullah singkat.
    Hati lelaki itu berasa senang apabila mendengar jawapan Rasulullah. Kemudian beliau berkahwin buat kali ketiga. Namun setelah beberapa lama keadaan tetap juga belum berubah. Mulanya ia malu mengadu kepada Rasulullah, tapi apakan daya ia masih tetap miskin. Dengan berat hati beliau mendatangi Rasulullah dan menyampaikan masalahnya. “Ya Rasulullah, engkau telah menyuruhku menikah untuk ketiga kalinya, tapi aku tetap miskin. Sekarang apa yang harus kulakukan?”, adu lelaki itu. “Berkahwinlah lagi,” kata Rasulullah.
    Akhirnya si lelaki itu menikah buat kali keempat. Dan benarlah kata Rasulullah. Ternyata isteri keempatnya ini membawa kebahgiaan di dalam kehidupannya. Dengan kepandaiannya menenun, ia mengajar kemahiran tersebut kepada tiga madunya. Akhirnya usaha tersebut mendatangkan keuntungan dan kekayaan. Perusahaan industrinya maju dan mampu mencukupi keperluan rumah tangga lelaki itu serta isteri-isterinya.
    Sabda Rasulullah bermaksud :
    “Carilah rezeki dengan menikah” (Riwayat Ibnu Abbas)
    Firman Allah Taala bermaksud :
    “Dan kahwinilah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkahwin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”(surah an-Nur :32)
    Dengan mengambill iktibar dan teladan dari kisah di atas, Insya-Allah jika niat kita ikhlas dan murni serta tujuan berkahwin itu kerana Allah, tidak mustahil segala gejala-gejala sosial dapat dihindarkan.
    Berani cuba? Janji Allah Benar! Maka jika yakin dengan janji-janji Allah, bersabarlah dan taati perintahNYA dan RasulNYA.
    Kami membawa pasangan untuk berkahwin / poligami secara sah di pejabat Majlis Agama Islam Thailand. Pernikahan ini adalah sah mengikut hukum syarak dan diiktiraf oleh Kerajaan Malaysia. Insya-Allah urusan boleh dijalankan dalam 2 hari sahaja & dokumen lengkap dapat diterima pada hari tersebut.
    Sekiranya berminat, sila hubungi :-
    DRINA DMARYA RESOURCES
    No 7 Tingkat 1, Simpang 4, Teluk Pulai Klang.Selangor
    (Atas Kedai Kek Bee's)
    Tel : 03-33745230/ 013-3311606/0136312803/0169100809
    sekiranya kami dalam THAILAND WATSAP ke no : 0169077012
    WEB KAMI :
    kahwinthaibest.blogspot.c0m
    drina1998.blogspot.c0m

    ReplyDelete