Saturday, December 19, 2009

Mencegah Tersinggung

Salah satu penyebab kita berantem adalah kita itu tidak tahan terhadap perilaku orang kepada kita, yang akhirnya menyebabkan tersinggung dan bila sudah tersinggung biasanya minimal sibuk bela diri , lalu tingkatan selanjutnya memikirkan kejelekan orang lain.
Kita harus latihan tidak mudah tersinggung, karena tidak jarang kita bisa berbicara tapi ketika tersinggung tabungan amal kita habis karena marah , sekali marah mata melotot …..kata-kata seperti pisau mengiris, kadang seperti palu menghantam belum lagi tangan bisa bermain, kaki bisa memaki, banyak pahala yang kita kumpulkan hilang gara-gara kita tidak tahan menghadapi singgungan.
Kenapa orang tersinggung ? orang tersinggung karena menilai dirinya lebih dari kenyataan , merasa pintar, merasa berjasa, merasa soleh, merasa tampan, merasa sukses, setiap kali kita terus menilai diri kita lebih dari kenyataan bila ada yang menilai kurang sedikit saja ,……..langsung akan tersinggung.
Jadi memang ada sesuatu yang harus kita perbaiki yaitu proporsional menilai diri , kita biasanya membuka peluang tersinggung karena kita salah dalam menilai diri kita.
Jadi teknik pertama agar kita tidak mudah tersinggung adalah jangan menilai lebih kepada diri kita ; jangan banyak mengingat-ingat bahwa saya telah berjasa,saya seorang guru, saya seorang pemimpin, saya ini orang yang sudah berbuat ,karena makin banyak kita mengaku-ngaku tentang diri kita itulah yang membuat kita makin tersinggung.

Khusus dalam hal ini dalam kaitan supaya tidak mudah tersinggung, misalkan kalau kita sarjana lupakan kesarjanaan kita, atau kita seorang direktur lupakan jabatan kita, kalau kita ustadz lupakan ustadz kita,kalau kita seorang pimpinan lupakan , kalau kita seorang terkenal lupakan,kalau kita seorang kaya lupakan ,anggap semuanya ini amanah, dalam kaitan agar kita tidak tamak kepada penghargaan.

Kalau kita sudah tidak tamak itu akan lebih ringan, kita harus melatih diri kita untuk hanya merasa sekedar hamba Allah yang tidak memiliki apa-apa kecuali ilmu yang dipercikan oleh Allah sedikit, lebih banyak tidak tahu,kita tidak punya harta sedikitpun kecuali sepercik titipan Allah,kita tidak punya jabatan ataupun kedudukan sedikitpun kecuali sepercik yang Allah amanahkan.Dengan merasa hanya sekedar hamba Allah maka akan ringan hidup kita ini, karena makin ingin dihargai, makin ingin dipuji, makin ingin dihormati, akan makin sering sakit hati.
Teknik yang kedua adalah kita harus melihat bahwa apapun yang dilakukan orang kepada kita itu bermanfaat kalau kita dapat menyikapi dengan sikap yang tepat. Seperti teori lempar kucing ,katanya kalau kucing dilempar batu, maka kucing itu lebih sibuk orang yang melempar daripada melihat batunya. Kita ini tidak akan rugi dengan perilaku orang kepada kita kalau kita menyikapinya dengan sikap yang tepat , yang rugi itu adalah ketika kita salah menyikapi kejadian, dan sebenarnya kita tidak bisa memaksa orang lain berbuat sesuai dengan keinginan kita.

Yang bisa kita lakukan adalah memaksa diri kita menyikapi orang lain dengan sikap terbaik kita.Orang berkata apapun kepada kita itu terjadi dengan izin Allah , anggap saja ini episode atau ujian yang harus kita alami untuk mengetes keimanan kita.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (QS : 2 ; 155)”
“(Yaitu) Orang-orang yang apabila ditimpa musibah , mereka mengucapkan Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (QS : 2 ; 156)”
“Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (QS : 2 ; 157)”
Teknik yang ketiga adalah kita harus empati , yaitu mulai melihat sesuatu tidak dari sisi kita, seperti teori gajah ” ada seorang yang menuntun gajah di depan, seorang lagi mengikuti di belakang, yang depan berkata ” Ohh indah nian pemandangan sepanjang hari,……..lalu kontan dilempar dari belakang karena dianggap menyindir , karena orang yang dibelakang sepanjang jalan pemandangan di depannya adalah pantat gajah” Oleh karena itu kita harus belajar empati, kalau tidak ingin mudah tersinggung caranya cari seribu satu alasan untuk bisa memaklumi orang lain.Maksudnya adalah supaya kita tidak mudah dongkol yang menyebabkan emosi dan tersinggung.Harus diingat seribu satu alasan yang kita buat dilakukan untuk memaklumi bukan untuk membenarkan kesalahan, sehingga kita dapat mengendalikan diri.

Teknik yang keempat adalah jadikan ladang peningkatan kualitas diri , jadi ketika menghadapi penghinaan itu sebuah kesempatan, pokoknya penghinaan, perilaku buruk orang kepada kita menjadi ladang bagi kita untuk mengamalkan sifat mulia yaitu memaafkan orang yang menyakiti , membalas keburukan dengan kebaikan.Episode disakiti adalah episode peningkatan kualitas diri.Wallahu a’lam

No comments:

Post a Comment