Sebuah Perenungan atas Diri…
pernafasan
Ketika membaca sebuah tulisan tentang nafas, (makasih ya kang :) ), saya merasa ternyata selama perjalanan hidup ini betapa belum seimbangnya antara rasa syukur yang saya berikan kepada-Nya atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya…
Nafas, sebuah keagungan karya Illahi. Dalam penciptaan nafas yang begitu rumit sistemnya, dan tak ada satupun Ilmuwan di Muka Bumi ini yang mampu mengurai hasil karya-Nya. Bayangkan, setiap satu persatu bagian dari sistem di dalam saluran pernafasan kita, bekerja sesuai tugasnya masing-masing, tanpa pernah berhenti, 24 jam sehari…saat kita tertidur sekalipun, sistem pernafasan tak pernah berhenti bekerja. Oksigen yang dibawa oleh hirupan nafas kita, masuk ke dalam tubuh kita hingga sel-sel terkecil dalam tubuh kita, Subhanallah…
Mungkin karena pemahaman ini yang begitu sempit tentang rasa syukur, padahal segala pemberian-Nya begitu tak terhitung nilainya, namun saya selalu luput dari rasa bersyukur kepada-Nya,padahal rejeki yang dilimpahkan-Nya tidak terbatas oleh kasat mata dan pemikiran akal yang tak terbatas ini.
Awal dan Akhir…
Nafas mengawali kehidupan kita di dunia ini, dan setelah terbungkus oleh kain kafan, itulah akhir dari perjalanan kehidupan
Rentang waktu awal dan akhir, hanya itu jatah bernafas yang saya peroleh dalam perjalanan di Dunia ini…
hemm…selama itukah saya seringkali luput dalam mengingat-Nya ?, berapa lama sudah saya habiskan waktu hidup ini untuk berleha-leha dan terbuai dengan Tipu daya dunia ini…berpuluh tahun sudah… :cry: , hanya di sisa waktu ini kesempatan yang tersisa, untuk senantiasa mengingat-Nya dalam setiap hembusan nafas ini…
Illahi,
begitu Engkau dekat dariku
begitu Jauhnya aku dari-Mu…
Maha Adil Engkau Ya Rabb…
Saat Hamba bergelimang dengan dosa…
Betapa jahil diri ini…
Saat Hamba berjalan menapaki jarak yang jauh dari-Mu
Hanya Ridha-Mu yang aku harapkan
Huff… :-( , dalam keadaan apapun saya, Ia tetap memberikan nafas ini, tanpa menguranginya sedikitpun…
Apakah Anda berfikir tentang hal yang sama juga dengan saya ?
seandainya saya seorang Penyanyi terkenal dan kaya raya…
Bagaimana suara Indah ini akan terdengar merdu tanpa nafas dari-Nya ?
Seandainya saya seorang Motivator handal dengan pundi yang melimpah…
Darimana saya memperoleh Power suara yang membangkitkan motivasi bagi orang lain, sementara nafas ini Kau hentikan ya Rabb…
Padahal Engkau telah memberikan nafas ini secara Gratis, tanpa pernah Engkau meminta imbalan apapun…
Tak ada tempat dimuka bumi ini, ruang hampa sekalipun yang Hamba mampu luput dari Pemberian-Mu ini…
Ketika Nikmat bernafas ini begitu tersendat…tertahan…
Saya akan rela menukarkan seluruh harta yang saya miliki agar nafas ini kembali normal…
Karena saya takkan sanggup hidup lebih lama tanpa nafas yang berhembus, berapa lama saya bisa bertahan…?
1 Menit…2 Menit…5 Menit…?
Jelas Hamba Takkan sanggup ya Rabb…
Dalam setiap Hembusan Nafas Hamba ada kehendak-Mu…
Sejak saya menulis ini, sudah berapa banyak nafas ini saya hembuskan…
Ya Rabb, setitik harapan adalah pintu Taubat-Mu bagi Hamba yang lalai ini…
Agar senantiasa sisa waktu yang kau berikan, tidak Hamba Sia-siakan lagi…
Ampuni Hamba-Mu ini…
So…Just Take a Breath, Long, Deep, Slowly and then say Subhanallah…
Biarkanlah Hawa KeMahasucian-Nya masuk dalam setiap hembusan nafas ini…
“Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)?” (QS 56:57)
“Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan” (QS : 75:26)
pernafasan
Ketika membaca sebuah tulisan tentang nafas, (makasih ya kang :) ), saya merasa ternyata selama perjalanan hidup ini betapa belum seimbangnya antara rasa syukur yang saya berikan kepada-Nya atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya…
Nafas, sebuah keagungan karya Illahi. Dalam penciptaan nafas yang begitu rumit sistemnya, dan tak ada satupun Ilmuwan di Muka Bumi ini yang mampu mengurai hasil karya-Nya. Bayangkan, setiap satu persatu bagian dari sistem di dalam saluran pernafasan kita, bekerja sesuai tugasnya masing-masing, tanpa pernah berhenti, 24 jam sehari…saat kita tertidur sekalipun, sistem pernafasan tak pernah berhenti bekerja. Oksigen yang dibawa oleh hirupan nafas kita, masuk ke dalam tubuh kita hingga sel-sel terkecil dalam tubuh kita, Subhanallah…
Mungkin karena pemahaman ini yang begitu sempit tentang rasa syukur, padahal segala pemberian-Nya begitu tak terhitung nilainya, namun saya selalu luput dari rasa bersyukur kepada-Nya,padahal rejeki yang dilimpahkan-Nya tidak terbatas oleh kasat mata dan pemikiran akal yang tak terbatas ini.
Awal dan Akhir…
Nafas mengawali kehidupan kita di dunia ini, dan setelah terbungkus oleh kain kafan, itulah akhir dari perjalanan kehidupan
Rentang waktu awal dan akhir, hanya itu jatah bernafas yang saya peroleh dalam perjalanan di Dunia ini…
hemm…selama itukah saya seringkali luput dalam mengingat-Nya ?, berapa lama sudah saya habiskan waktu hidup ini untuk berleha-leha dan terbuai dengan Tipu daya dunia ini…berpuluh tahun sudah… :cry: , hanya di sisa waktu ini kesempatan yang tersisa, untuk senantiasa mengingat-Nya dalam setiap hembusan nafas ini…
Illahi,
begitu Engkau dekat dariku
begitu Jauhnya aku dari-Mu…
Maha Adil Engkau Ya Rabb…
Saat Hamba bergelimang dengan dosa…
Betapa jahil diri ini…
Saat Hamba berjalan menapaki jarak yang jauh dari-Mu
Hanya Ridha-Mu yang aku harapkan
Huff… :-( , dalam keadaan apapun saya, Ia tetap memberikan nafas ini, tanpa menguranginya sedikitpun…
Apakah Anda berfikir tentang hal yang sama juga dengan saya ?
seandainya saya seorang Penyanyi terkenal dan kaya raya…
Bagaimana suara Indah ini akan terdengar merdu tanpa nafas dari-Nya ?
Seandainya saya seorang Motivator handal dengan pundi yang melimpah…
Darimana saya memperoleh Power suara yang membangkitkan motivasi bagi orang lain, sementara nafas ini Kau hentikan ya Rabb…
Padahal Engkau telah memberikan nafas ini secara Gratis, tanpa pernah Engkau meminta imbalan apapun…
Tak ada tempat dimuka bumi ini, ruang hampa sekalipun yang Hamba mampu luput dari Pemberian-Mu ini…
Ketika Nikmat bernafas ini begitu tersendat…tertahan…
Saya akan rela menukarkan seluruh harta yang saya miliki agar nafas ini kembali normal…
Karena saya takkan sanggup hidup lebih lama tanpa nafas yang berhembus, berapa lama saya bisa bertahan…?
1 Menit…2 Menit…5 Menit…?
Jelas Hamba Takkan sanggup ya Rabb…
Dalam setiap Hembusan Nafas Hamba ada kehendak-Mu…
Sejak saya menulis ini, sudah berapa banyak nafas ini saya hembuskan…
Ya Rabb, setitik harapan adalah pintu Taubat-Mu bagi Hamba yang lalai ini…
Agar senantiasa sisa waktu yang kau berikan, tidak Hamba Sia-siakan lagi…
Ampuni Hamba-Mu ini…
So…Just Take a Breath, Long, Deep, Slowly and then say Subhanallah…
Biarkanlah Hawa KeMahasucian-Nya masuk dalam setiap hembusan nafas ini…
“Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)?” (QS 56:57)
“Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan” (QS : 75:26)
No comments:
Post a Comment