Wednesday, December 23, 2009

Sabar Menghadapi Ujian

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.“ (Al-Baqarah: 214)

Di atas ujian kesabaran ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji dari atas tujuh lapis langit kepada orang-orang yang bersabar dan tabah dengan ujian Allah.

Pujian semerbak yang tidak akan bisa ditukar oleh apapun juga. Mereka membeli surga dengan kesabaran dan ketabahan mereka dalam menghadapi segala risiko beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Menukar surga dengan pengorbanan yang besar, lahir dan batin.

“Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.” (Az-Zukhruf: 72)

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (Al-Baqarah: 207)

Demikianlah. Surga didapatkan dengan berbagai macam ujian dan cobaan, rintangan, dan gangguan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitakan bahwa Dia pasti akan menguji hamba-hamba-Nya dengan kesenangan, malapetaka, dan kesulitan sebagaimana telah Dia lakukan atas orang-orang sebelum mereka. Ujian ini merupakan sunnatullah yang terus berlangsung, tidak akan berubah dan berganti.

Barangsiapa yang melaksanakan ajaran agama dan syariat-Nya, pasti Dia akan mengujinya. Jika dia bersabar atas perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak peduli dengan segala rintangan yang terjadi di jalan-Nya, maka dialah orang jujur yang telah memperoleh kebahagiaan yang sempurna. Dan itulah jalan menuju sebuah kepemimpinan.

Namun barangsiapa menjadikan ujian dari manusia bagaikan siksa Allah Subhanahu wa Ta’ala, seperti dia terhalangi untuk melaksanakan ketaatan karena gangguan tersebut, menghalanginya dari meraih tujuannya, maka dia berdusta dalam pengakuan keimanan. Karena iman bukan sekadar hiasan, angan-angan, dan pengakuan. Amallah yang akan membenarkan atau mendustakannya.

Semua ini menuntut agar kita memiliki kesiapan untuk menerima berbagai macam ujian dengan bermacam-macam bentuk dan kadarnya. Terkadang sebuah perkara sangat tidak disukai oleh diri kita, ternyata mengandung kebaikan yang banyak. Seperti apa yang telah disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam firman-Nya:

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216) [Lihat Bahjatun Nazhirin 1/184]

Orang yang beriman tidak lagi memiliki pilihan melainkan bersabar terhadap malapetaka yang menimpanya dan bersyukur jika ujian tersebut berbentuk kesenangan dan kegembiraan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sangat mengherankan urusan orang-orang yang beriman di mana semua urusannya adalah baik dan hal itu tidak didapati melainkan oleh orang yang beriman. (Yaitu) apabila dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur; maka itu adalah kebaikan bagiannya. Dan apabila ditimpa malapetaka, dia bersabar; maka itu adalah sebuah kebaikan bagiya.” (HR. Muslim no. 2999 dari sahabat Abu Yahya Suhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anahu)

Bersabarlah, Engkau Akan Mulia

Mereka telah berlalu dengan ujian mulai dari awal mengikrarkan ketauhidan sampai ajal menjemput. Itulah sunnatullah yang pasti terjadi dan ketetapan yang tidak akan berubah. Bila engkau bersabar, maka kemuliaan, keberhasilan, dan kemenangan di pengujung kehidupan menanti.

Seperti apa yang telah disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam firman-Nya :

“Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang beriman bertakwalah kepada Rabbmu.’ Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar: 10)

Demikian pula Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya kalian akan menjumpai sikap mengutamakan kepentingan pribadi, maka bersabarlah kalian sampai kalian berjumpa denganku di Al-Haudh (telaga).” (HR. Al-Bukhari no. 3508 dan Muslim no. 1845 dari sahabat Abu Yahya Usaid bin Hudhair radhiyallahu ‘anahu)

Wallahu a’lam.

No comments:

Post a Comment