Suatu ketika Iblis dan Malaikat berdialog...
Iblis berkata,"Aku telah menerima, bahwa Allah Sang Pencipta dan Mahatinggi itu Tuhanku dan Tuhan semua makhluk, Dia Maha Mengetahui dan Mahakuasa, tidak dimintai pertanggungjawaban mengenai kekuasaan dan kehendak-Nya. Jika Dia menghendaki sesuatu, lalu berkata kepadanya,'Jadilah kamu', maka terjadilah sesuatu itu. Dia juga Mahabijaksana, hanya saja ada beberapa hal dipertanyakan mengenai kebijakan-Nya."
Para malaikat berkata,"Apa itu, dan berapa semuanya?"
Iblis menjawab,"Semuanya ada tujuh;
Pertama, sebelum menciptakan aku, sebenarnya Allah sudah tahu apa saja yang akan aku lakukan dan apa saja yang bakal terjadi gara-gara aku, tapi kenapakah aku dulu Dia ciptakan juga? Apa hikmahnya Dia menciptakan aku?
Kedua, kalau Dia menciptakan aku menurut kemauan dan kehendak-Nya sendiri, kenapakah Dia mengharuskan aku mengenal-Nya dan taat kepada-Nya? Apa hikmahnya Dia mengharuskan aku seperti itu, padahal Dia toh tidak mendapat apa-apa dari ketaatanku, dan tidak pula mendapat madharat dari kemksaitanku?
Ketiga, Dia telah menciptakan aku lalu mewajibkan aku agar senantiasa mengenal dan taat kepada-Nya. Tapi kenapakah kemudian Dia mewajibkan aku pula supaya taat dan sujud kepada Adam?Apa hikmahnya Dia mewajibkan aku bersikap seperti itu secara khusus kepada Adam, padahal ternyata semua itu tidak menambah makrifat dan ketaatanku kepada-Nya?
Keempat, Dia telah menciptakan aku lalu memberiku kewajiban-kewajiban yang mutlak dan memberiku pula kewajiban ini secara khusus. Kalau aku tidak mau bersujud kepada Adam, kenapakah Dia melaknati aku dan mengeluarkan aku dari surga?Apa hikmahnya dari semua ini, padahal aku tidak pernah melakukan keburukan apapun selain mengatakan,'Aku tidak sudi bersujud selain kepada-Mu'
Kelima, Dia telah menciptakan aku lalu memberiku kewajiban-kewajiban mutlak dan kewajiban khusus, dan aku tidak mematuhi-Nya, maka Dia melaknati aku dan mengusirku. Tapi kenapakah Dia memberiku jalan untuk mendatangi Adam, sehingga aku bisa masuk lagi ke dalam surga, lalu ak membujuknya dengan segala macam godaan yang bisa kulakukan, dan dia pun kemudian memakan buah terlarang itu. Maka Allah pun mengeluarkan Adam dari dalam surga bersamaku? Apa hikmahnya dari semua ini, padahal andaikan Dia sejak semula mencegahku dari memasuki surga, niscaya Adam selamat dari godaanku dan hidup selamanya dalam surga?
Keenam, Dia telah menciptakan aku dan memeberiku kewajiban umum dan kewajiban khusus, lalu Dia melaknati aku. Tapi kemudian Dia memberiku jalan ke surga, sehingga terjadilah permusuhan antara aku dengan Adam. Maka, kenapakah Dia memberiku kekuasaan atas anak -cucu Adam, dimana aku bisa melihat mereka sedangkan mereka tidak bisa melihat aku; dan bisikanku bisa mempengaruhi mereka, sedang usaha mereka, kekuatan maupun kemampuan mereka tidak bisa mempengaruhi aku?Apa hikmah dari semua ini, padahal andaikan Dia membuat mereka tetap pada fitrah semula, tanpa ada siapa pun yang menyelewengkan mereka dari fitrah itu, sehingga mereka bisa hidup sebagai orang-orang suci, yang senantiasa mendengar dan patuh, tentu itu lebih baik bagi mereka dan lebih cocok disebut hikmah(bijaksana)
Ketujuh, semua itu biarlah saya terima, yakni bahwa Dia menciptakan aku lalu memberiku kewajiban mutlak dan terikat; dan bahwa karena aku tidak mematuhi-Nya, maka Dia melaknati aku dan mengusirku; dan bahwa ketika aku hendak masuk surga, Dia memberiku jalan dan kemampuan; dan bahwa oleh karena aku melakukan suatu perbuatan tertentu, maka Dia mengusirku, kemudian memberiku kekuasaan atas anak-cucu Adam. Tapi kenapakah Dia juga memanjangkan umurku ketika aku ditangguhkan kematianku?Apa hikmah dari semua ini padahal andaikan Dia membinasakan aku seketika itu juga, niscaya Adam dan semua makhluk akan terlepas dari godaanku, dan tidak akan ada kejahatan di seluruh dunia. Bukankah bila seluruh dunia senantiasa teratur dengan baik adalah lebih baik daripada bercampur dengan kejahatan?"
Demikianlah kata Iblis, lalu dia katakan pula,"Itulah alasan-alasanku atas tuduhanku terhadap Allah pada setiap masalah yang timbul kemudian."
Iblis mengungkapkan semua alasan ini dengan tujuan mencoba mengaburkan pandangan, mencoba untuk membimbing kita bahwa yang dzolim terhadap dia dan kita adalah Allah...Dia mencoba mengungkapkan bahwa dia berlaku itu semua hanya karena mematuhi perintah Allah, dia beranggapan bahwa dirinya adalah tangan kanan Allah, seperti halnya Yahweh Tuhan umat Yahudi yang dikenal dengan Tuhan jahat...ia pun mencoba mengaburkan bahwa Allah mampu menyesatkan sesorang walupun tanpa bantuan Iblis...
Lantas kemudian muncul dalam benak kita kalau memang Allah mampu menyesatkan sesorang tanpa bantuan siapa pun kenapa Allah menciptakan Iblis yang bertujuan untuk menyesatkan kita... muncul juga pemikiran kalau memang Allah mampu (dan pastinya Allah mampu) kenapa Allah tidak menciptakan seluruh manusia itu dalam keadaan Muslim dan beriman?????? Kenapa ia harus menciptakan baik dan jahat?????Allah tidak adil karena menciptakan orang yang akan masuk surga dan neraka?????
Kita selaku umat Islam dan makhluk tidak memiliki hak untuk mempertanyakan tentang apa yang yang Allah lakukan, apalagi mempertanyakan keadilan karena nalar dan instuisi kita tidak akan pernah mencapai kesana...
Hingga Allah Ta'ala berfirman kepada malaikat;Katakan kepada Iblis,"Sesungguhnya penerimaanmu yang pertama bahwa Aku adalah Tuhanmu dan Tuhan semua makhluk adalah tidak jujur dan tidak ikhlas. Kalau kamu memang jujur menerima bahwa Aku adalh Tuhan semesta alam, tentu kamu tidak perlu menanyakan kebijakan Allah dengan berkata mengapa. Karena Akulah Allah yang tiada Tuhan selain Aku. Aku tidak patut ditanyai tentang apa yang aku lakukan.Justru semua makhluklah yang patut ditanyai."
Perilaku Allah tidaklah patut untuk dipertanyakan karena apabila terus kita pertanyakan maka kita telah termakan hasutan Iblis yang dengan gugatannya ia mencoba mengaburkan tentang pembangkangannya dengan pengabdiannya... Ia pun mengaburkan penyetaraannya dengan pengesaan dia menyetarakan dirinya dengan Allah......
Ada sebuah kisah bahwa seorang lelaki sangat mencintai seorang putri, tapi lantas putri itu berkata;"Telah banyak lelaki yang yang kutolak jadi sebaik kau mundur saja", tapi lelaki itu berkata;"Aku akan tetap mencintaimu, aku akan membuktikan bahwa cintaku sangatlah tulus padamu, kalau engkau perlu bukti ujilah aku", putri tersebut berkata;"pulanglah karena aku tetap tidak akan menerimamu".Setelah beberapa hari si pemuda kembali datang dan mempertanyakan kembali cintanya pada putri, tapi siputri itu tetap meolak.. akhirnya setelah berhari-hari si putri itu memutuskan untuk mengutus seseorang untuk menghadap kepada si pemuda ..
Seseorang dengan pakaian yang compang-camping dan wajah yang kotor datang menghampiri si pemuda dan menyampaikan pesan dari sang putri yang isinya;"Bila engkau benar-benar mencintaiku nikahilah wanita ini..", setelah si pemuda membaca pesan itu ia berkata;"Dasar wanita sialan kenapa aku yang benar-benar mencintainya malah disuruh untuk menikah dengan orang lain, aku mengharapkan dia bukan orang lain", ia pun menyuruh si gadis tadi untuk kembali pulang..Tapi ternyata si gadis itu adalah putri itu sendiri dan ia berkata;"Perkataanmu itu bohong, kau berkata bahwa kau benar-benar mencintaiku, kau tidaklah mencintaiku tapi kau mencintai dirimu sendiri."
Itulah yang menganalogikan bagaimana si Iblis itu mengatakan cinta kepada Allah tapi ia tidak mampu melakukan apa yang Allah perintahkan...
Atau contoh yang lain seseorang yang pergi Haji dianjurkan untuk mencium Hajar Aswad, diharuskan berkeliling membawa batu-batu dan melemparkannya ke tugu-tugu. Disini bolehkah orang itu menentang dan berkata,"Kenapa aku harus menghormati batu, mencium batu, dan kenapa batu ini lebih mulia daripada aku?" Karena kalau orang itu melihat dengan mata hatinya tentu dia akan mengatakan,"Aku menghormati batu ini semata-mata menghormati perintah Tuhanku,bukan berarti menghormati batu itu sendiri."
Tuesday, December 22, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment