Saturday, January 16, 2010

Ketika Akal Berpikir,Imanpun Bertambah

"Fenomena alam adalah fakta, kenyataan, yang tunduk pada hukum hukum yang menyebabkan fenomena itu muncul, kemudian ada keterlibatan siapa di balik fenomena tersebut?"

Salah satu ciri makhluk dikatakan hidup adalah bergerak, manusia disibukan oleh rutinitas masing masing. Secara visuil kita bisa membedakan keadaan manusia yang diam dan yang disibukan dengan kegiatan kegiatan. Kita ambil contoh orang yang duduk di rumah sambil berpikir dengan seorang pekerja lapangan atau olahragawan yang senantiasa melatih tubuhnya. Secara spontan, maka yang kita pikirkan adalah hasil dari usaha kedua orang tersebut. Lalu pernahkah anda berpikir mereka adalah dua makhluk hidup yang bergerak? lalu kenapa mereka bisa bergerak?

Secara ilmu hayat, tubuh manusia terdiri dari miliaran sel sel yang membentuk jaringan sel-sel, otot otot, tulang, organ tubuh dan sebagainya. Kalau ditinjau lebih seksama, maka ia memiliki karakter frekwensi getaran tersendiri, frekwensi dari tubuh seseorang merupakan kumpulan dari semua frekwensi sel sel pembentuk tubuhnya, sehingga orang yang bersangkutanpun ditentukan oleh keadaan sel-sel tubuhnya, selanjutnya di dalam setiap sel terdapat satu "unit pikiran" (mind stuff) yang secara kolektif akan membentuk pikiran orang tersebut.

Jadi, pikiran seseorang dipengaruhi langsung oleh keadaan sel sel ini. Sel-sel pembentuk tubuh ini terbuat sebagian besar oleh makanan yang kita makan. Begitupun ia juga tumbuh dan berkembang dari makan, udara dan air yang kita peroleh dari lingkungan kita, sel-sel dalam tubuh berusia 21-28 hari, sel yang mati diganti dengan sel yang baru terbentuk. Disini jelas dapat kita lihat bahwa makanan sangat mempengaruhi kondisi sel dalam tubuh kita yang berarti menentukan tingkat kesehatan tubuh dan pikiran.

Di atas secara ringkas penulis memaparkan keadaan tubuh yang disusun dari bagian-bagian yang sangat kecil dimana satu sama lain saling mempengaruhi dan saling mengisi. Ketika salah satu sel tidak berfungsi, maka akan menyebabkan kecacatan dalam tubuh dan menyebabkan keterbatasan dalam bergerak, dan seorang olahragawan tidak bisa menggerakan sebagian anggota badannya seperti biasa, berkurangnya kecepatan berfikir bahkan bisa menyebabkan gangguan jiwa ketika salah satu saraf otaknya terganggu atau tidak berfungsi lagi. Dalam hal ini, sengaja penulis mengambil tubuh sebagai contoh, karena pada dasarnya tubuh dimiliki setiap orang dan bisa secara langsung merasakan keadaannya masing masing, lain halnya ketika dibicarakan benda atau mahluk hidup di luar tubuh kita, akan sangat jarang sekali kita dapati orang yang memperhatikan keadaan di luar tubuhnya.

Tubuh merupakan salah satu contoh kecil dari fenomena alam, masih banyak fenomena yang belum terungkap di alam semesta ini. Dan sering kita dapatkan dalam al-Qur'an, ayat ayat yang mengungkap fenomena alam, sering pula Allah swt. mengingatkan manusia untuk selalu berpikir, merenungkan kekuasaan Allah swt. seperti �Falyanzhur al-Ins�nu Mimm� Khuliq� (QS. Al-Th�riq : 5), �Afal� Yanzhur�n� (QS. Al-Gh�syiyah : 17), �Am Khuliq� Min Ghairi Syai-in Am Hum al-Kh�liq�n� (QS. Al-Th�r : 35), yang semuanya itu Allah swt. tujukan kepada manusia sebagai hayawan al-n�tiq.

Pernahkah kita perhatikan seekor kucing yang dilempar dengan sebuah batu? kemudian apa yang kucing lihat? Batunya atau orang yang melemparnya? Fakta membuktikan bahwa kucing itu tidak melihat pada batunya tapi melihat kepada orang yang melempar batu itu. Begitu pula kita melihat kehidupan ini, kita hanya sering melihat benda-benda, makhluk-makhluk yang ada di sekitar atau musibah yang datang dan tidak pernah melihat siapa yang menciptakan kesemuanya tersebut.

Padahal, seharusnya kita melihat kepada siapa yang mendatangkan benda-benda, makhluk-makhluk dan musibah tersebut, karena ini akan lebih mudah dalam memahami keeksistensian Allah swt. Sekarang banyak para ilmuan yang membuktikan kebenaran al-Qur'an, seperti karya Harun Yahya dan yang lainnya, sebagai bendungan dari usaha kaum orientalis yang mencoba menghancurkan Islam melalui science dan sekaligus membuktikan kebenaran al Qur'an. Fenomena alam dan al Qur'an merupakan dua unsur yang Allah swt datangkan sebagai pengisi kehidupan manusia dan petunjuk dalam menjalani kehidupan, ketika fenomena datang maka al-Qur'an menjawabnya.

Setelah kita tahu kebenaran al Qur'an yang tidak diragukan lagi kebenarannya, apakah keimanan kita tidak bertambah?

No comments:

Post a Comment