Angka 2012, akhir-akhir ini sering banget kita denger. Entah itu dari TV, radio atau pun dari berbagai media massa lainnya. Nggak tahu kenapa angka 2012 tiba-tiba jadi sangat terkenal. Berbagai artikel yang menjelaskan mengenai fenomena 2012 sudah banyak dibuat, ditambah pula dengan film mengenai 2012 dan MUI pun ikutan meramaikan dengan mengeluarkan himbauan mengenai 2012. Terus sebenarnya apaan sih 2012? Kok heboh banget ya? Emang apa bedanya 2012 dengan angka-angka lain? Yuk kita simak terus artikel ini.
Visualisasi singkat dari 2012 memang sudah sangat dikenal, karena thriller film 2012 sudah bisa diperoleh jauh-jauh hari sebelum filmnya sendiri di-release sama Bang Sony, eh maksudnya Sony Entertainment. Dalam thriller tersebut, digambarkan para biksu yang ada di pegunungan Himalaya, berlari bergegas, seperti abis lihat setan atau mungkin lebih mirip kayak orang udah kebelet banget (huehuehue…). Kemudian di antara mereka ada yang buru-buru membunyikan lonceng gede. Entah apa maksudnya. Tapi kemudian dari arah pegunungan Himalaya yang dibalut es abadi, eh keluar air kayak tsunami yang cukup tinggi dan membenamkan gunung tersebut.
Dari cuplikan film tersebut sudah kelihatan kira-kira apa pesan yang akan disampaikan dalam film 2012 tersebut. Ya, paling tidak bisa kita rasakan dari thriller film tersebut adanya sebuah bencana/kengerian yang sangat pada 2012. Sebenarnya fenomena mengenai 2012 dimulai dari mana sih? Sampai-sampai filmnya pun dibikin dan semua kehebohan mengenai 2012 ini dimulai, ayo simak terus.
Fenomena 2012
Fenomena 2012 sebenarnya sudah lama dikenal dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Namun demikian semua informasi mengenai 2012 selalu berdasarkan landasan yang tidak kuat secara scientific. Entah kenapa kemudian orang menggabungkan berbagai informasi tersebut sehingga kelihatan fenomena 2012 menjadi sesuatu yang sangat logis.
Kehebohan 2012 dimulai dari penemuan kembali para ahli arkeolog mengenai sistem penanggalan kuno suku Maya. Terutama mengenai berakhirnya siklus besar penanggalan kuno suku Maya pada tahun 2012. Suku Maya kuno menggunakan sistem penanggalan yang berlanjut terus (linear) dari awal dia mulai, jadi tidak seperti siklus penanggalan yang digunakan sekarang (berakhir setiap 52 minggu).
Dalam sistem penanggalan suku Maya, 20 hari disebut sebagai 1 unial. 18 unial = 1 tun (360 hari). 20 tun = 1 K'atun. 20 K'atun (144.000 hari) = 1 B'aktun. Jadi kalo ditulis sebagai 8.3.2.10.15 artinya: 8 B'aktun, 3 K'atun, 2 tun, 10 uinal dan 15 hari sejak penanggalan dimulai. Nah, 2012 muncul dari interpretasi mengenai berakhirnya siklus besar (B'aktun) ke 13 atau 13.0.0.0.0 pada penanggalan suku maya atau bertepatan dengan 21 Desember 2012 dalam sistem penanggalan Barat. Setiap berakhirnya siklus B’aktun ke 13 ini penanggalan akan berulang kembali dari awal.
Namun demikian 13 B’aktun ini bukan satu-satunya pendapat yang kuat, karena ada pendapat yang menyatakan siklus besar akan berakhir setelah siklus 20 B’aktun. Hal ini bisa kita lihat dengan mudah inkonsistensi sistem penanggalan yang berdasarkan 13 B'aktun tersebut. Why? Karena dari semua siklus penanggalan maya dari yang paling kecil hingga K'atun akan berakhir setiap 20 putaran. Tapi entah kenapa pada B'aktun kemudian berakhir pada siklus ke 13. Sangat aneh. Sebuah monumen yang didirikan untuk mengenang salah satu raja suku Maya (Pakal) menunjukan bahwa pergantian tahun/siklus penanggalan suku Maya ini terjadi setelah 4000 tahun kemudian (mengikuti siklus 20 B'aktun). Ini menunjukkan bahwa suku Maya sendiri tidak semuanya percaya bahwa dunia akan berakhir pada 13.0.0.0.0.
Setelah ramalan bangsa Maya mengenai akhir dunia sebagian merupakan interpretasi para arkeolog Barat. Bagi suku Maya sendiri mereka tidak terlalu peduli dengan 2012. Karena bagi mereka 2012 bukanlah akhir dunia. Tapi lebih merupakan sebuah tanda akan terjadinya perubahan besar-besaran di dunia ini. Interpretasi mengenai perubahan besar ini tentunya bisa sangat luas. Mulai dari bencana besar yang akan terjadi hingga perubahan sistem tatanan kehidupan secara mendasar. Kalo nggak percaya, dateng aja ke daerah pegunungan Guatemala (daerah dimana suku Maya masih ada). Terus tanyain deh ama orang situ. Emang dunia bakal kiamat pada 2012? Jawabannya pasti "Eh, kate siape?". Lho kok logatnya Betawi ya? Yo wis, pokoknya gitu deh. Soalnya gue nggak tahu logat Guatemala kayak apa. Jiahahah…
Bro en Sis, pendapat yang paling kuat dengan dasar data yang bisa dipercaya menunjukkan bahwa pada 2012 akan terjadinya badai matahari. Seperti yang diungkapkan oleh Pak Bambang S Tedjasukmana dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Bahwa fenomena yang akan muncul pada sekitar tahun 2011-2012 adalah badai matahari. Prediksi ini berdasar pada pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di berbagai negara maju yang sudah dilakukan sejak tahun 1960-an. Di Indonesia sendiri oleh LAPAN telah dilakukan sejak tahun 1975.
Masih menurut ahli lain dari LAPAN, bahwa badai matahari akan terjadi ketika adanya flare dan Corona Mass Ejection (CME). Apa itu Flare? Flare adalah ledakan besar di atmosfer matahari yang dahsyatnya menyamai 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Padahal bom atom yang dijatuhkan Paul Tibbets, pilot pesawat Amerika Serikat, B-29 Enola Gay, Agustus 1945, telah merenggut sekitar 80.000 jiwa manusia. Berarti kalau dikalikan 66 juta lagi, hitung sendiri dah, kebanyakan nolnya nih. Sedang CME adalah sejenis ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel berkecepatan tinggi yakni sekitar 400 km/detik. Hmm.. kenceng banget ya, jadi inget salah satu iklan, yang kira-kira bunyinya: wuz wuz wuz bablas kabeh.
Gangguan cuaca matahari ini dapat mempengaruhi kondisi muatan antariksa hingga mempengaruhi magnet bumi. Selanjutnya berdampak pada sistem kelistrikan, transportasi yang mengandalkan satelit navigasi global positioning system (GPS), dan sistem komunikasi yang menggunakan satelit komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF). Selain itu dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia. Misalnya karena magnet bumi terganggu, maka alat pacu jantung juga akan terganggu, HP akan error, dan sms bakal ‘kiamat’ betul.
Fenomena 2012 masih ditambah dengan berbagai bumbu untuk memperkuat dan menjadikannya kelihatan logis dan meyakinkan, berbagai bumbu yang ditambahkan dalam fenomena 2012 antara lain bahwa terjadinya perubahan/pembalikan medan geomagnetic bumi, tubrukan bumi dengan planet x atau dikenal juga dengan planet Nibiru, perubahan posisi planet-planet sehingga kemudian sejajar pada satu garis. Juga adanya pergerakan black hole ke pusat galaksi bima sakti, meletusnya kembali yellow stone dalam siklus setiap 600.000 tahunan yang artinya akan terjadi lagi dalam waktu dekat. Wah, bener nggak sih? Sori ye, kita jadi bahas sedikit iptek neh. Nggak apa-apa kan? Sekalin nambah wawasan gitu lho? Masa’ nasi melulu yang nambah (hehehe..).
Bantahan para ilmuwan mengenai Fenomena 2012
Kalo kita meninjau ulang mengenai berbagai fakta yang disodorkan untuk memperkuat fenomena 2012, seperti pembalikan medan magnet bumi, yang konon di tandai dengan retaknya medan magnet bumi sepanjang 160.000 km di angkasa sebagai South Atlantic Anomaly (SAA). Sementara fakta yang ada, SAA ini merupakan area dimana posisi sabuk radiasi van-Allen paling dekat dengan permukaan bumi dan terjadi akibat perbedaan viskositas alias kekentalan or daya ‘rekat’ antara batuan kerak bumi dan lapisan selubung dengan inti bumi. Perbedaan viskositas membawa pada perbedaan kecepatan rotasi, yang (meski kecil sekali), memiliki beberapa efek, ya salah satunya munculnya SAA ini.
Sementara soal Yellowstone caldera yang dikatakan akan meletus dahsyat kembali (dengan memuntahkan tephra sedikitnya 2 juta km3, jika merujuk letusan terdahulu) guna mengikuti siklus letusan 600.000 tahun sekali, jika kita cek ke USGS (yang langsung memonitor kaldera ini), ternyata Yellowstone memiliki periode letusan rata-rata 640.000 tahun. Jika kita “saklek” dengan angka ini, masih ada selang waktu 40.000 tahun bagi Yellowstone untuk meletus. Meski, dalam vulkanologi, yang namanya periode letusan rata-rata itu hanyalah menjadi patokan. Bukan untuk keperluan prediksi apalagi peramalan. Sebut saja misalnya dengan Gunung Merapi di Jateng-DIY. Dalam perspektif vulkanologi, gunung ini seharusnya sudah meletus kembali karena periode letusannya 2-3 tahun (dengan letusan terakhir Juni 2006 silam). Namun sampai kini nggak ada aktivitas yang menunjukkan perkembangan ke sana.
Di Yellowstone, memang pada Januari lalu terekam adanya seismic swarm, alias rangkaian gempa vulkanik yang menjadi tanda migrasi magma. Namun selang waktu seismic swarm ini sangat pendek (hanya 2 minggu). Sehingga tak bisa diterjemahkan sebagai adanya pasokan magma secara terus menerus yang sedang menembus kulit bumi menuju ke permukaan kaldera. USGS menyebut seismic swarm berdurasi pendek ini biasa terjadi di Yellowstone caldera, demikian pula di kaldera-kaldera lain yang ada di dunia baik mulai dari Toba (yang ini juga rutin direkam BMKG), Krakatau maupun yang paling muda seperti Pinatubo.
Sementara soal planet Nibiru, alias planet X, ternyata cuma mitos lama dari era Babilonia yang tak pernah bisa dibuktikan. Jika ada planet bernama Nibiru yang ukurannya hampir menyamai Saturnus itu, maka tentunya planet ini sudah nongol dalam pelat-pelat fotografis seabad silam ketika Clyde Tombaough melakukan systematic search untuk menemukan Pluto. Apalagi dengan teknologi terkini dimana planet tidak hanya diobservasi dengan spektrum cahaya tampak semata, namun juga dengan inframerah, ultraviolet dan gelombang radio. Ketika teknologi astronomi masa kini bahkan demikian powerfull untuk menemukan sejumlah planet baru yang mengorbit di bintang tetangga alias ekstrasolar planets, maka sulit diterima jika ada benda langit asing sebesar Saturnus yang masih bersembunyi dalam region tata surya kita, dalam rentang jarak dari orbit Pluto hingga kawasan awan komet Oort.
Oya, tentang tumbukan benda langit, memang tata surya kita sedang melintasi bidang galaksi Bima Sakti dan itu akan menyebabkan perturbasi gravitasi dari bintang tetangga kita menjadi maksimal. Persoalannya, kapan perturbasi itu mampu menghentakkan jutaan benda langit mini di awan komet Oort dan sabuk asteroid Kuiper hingga berubah menjadi komet-komet yang menghujani tata surya bagian dalam, saat ini belum bisa dikuantifikasi. Kita hanya tahu itu akan terjadi, tapi kapan? Belum diketahui.
Kenapa kok dibikin film 2012?
Pertanyaan ini sering kali muncul dari berbagai diskusi mengenai 2012. Berbagai jawaban mulai dari yang menggunakan teori konspirasi hingga jawaban untuk meraup keuntungan pun segera muncul. Apa pun maksud dari pembuatan film tersebut, yang jelas pasti ada pihak yang diuntungkan dengan fenomena 2012 ini. Misal kita asumsikan kiamat bakal terjadi 2012, segitu pun masih ada orang yang berusaha mencari keuntungan dengan ngebikin filmnya. Dari sini tidak berlebihan sekiranya kita sebut manusia sebagai mahluk yang serakah, walaupun tidak semuanya.
Apa sih nikmatnya atau senengnya berhasil membuat film mengenai kiamat? Pertanyaan yang sama juga dilontarkan pada tipe film lainnya yang sejenis. Terutama film mistis dan horor yang sangat digemari di Indonesia. Emang seneng kali ya kalo bikin penontonnya panik? Suka cita kalo bikin penontonnya gelisah? Atau bangga kalo kemudian filmnya menginspirasi orang untuk bunuh diri karena tidak mampu menerima dunia indah yang dia cintai selama ini akan hancur?
Masih banyak segudang pertanyaan lainnya yang nggak mungkin cukup dituliskan di sini, yang jelas apapun motifnya, gue pribadi nggak nemuin adanya alasan yang baik dalam pembuatan film ini. Sebagian pasti akan berkata, untuk memperingatkan manusia supaya siap menghadapi bencana. Yee.. sudah jelas itu mah. Kalo peringatan seharusnya dilakukan setiap saat dan dengan cara yang sistematis bukan dengan cara bikin film. Sebab, bencana juga bisa terjadi kapan saja kan? Nggak bisa diprediksi.
Selain itu ramalan kiamat dengan berbagai dasar acuan logis yang ditampilkan dalam film 2012, sebenarnya telah mengacak-acak otoritas NASA sebagai salah satu badan pemerintah di Amrik sono juga LAPAN di sini, yang seharusnya dan sudah sepatutnya memiliki kewenangan dan otoritas untuk melakukan pengumumam dan pemberian informasi yang proposional kepada publik, mengenai fenomena 2012 ini. Dana besar yang dikeluarkan produser film 2012 yang mencapai 200 juta USD, tentunya akan diupayakan agar dana tersebut bisa balik modal. Kampanye film 2012 yang didukung dengan search engine google, dengan telak telah mengalahkan kampanye kecil-kecilan yang dilakukan NASA dan LAPAN untuk masalah fenomena 2012.
Sikap kita sebagai muslim
Film 2012 dibuat dengan tujuan tertentu, yang pasti untuk meraup keuntungan dari kecemasan dan kepanikan publik dalam menyikapi fenomena 2012. Sebagai seorang muslim kita sudah paham bahwa hanya Allah Swt Yang Mahatahu. Firman Allah Ta’ala (yang artinya): “(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.” (QS Jin [72]: 26)
Juga dalam ayat lainnya (yang artinya): “Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS al-A’raaf [7]: 187)
No comments:
Post a Comment