Tuesday, June 9, 2009

Sang Pemilik Tulang Rusuk Yang Hilang

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wabarakaatuh.
Ba'da tahmid, shalawat dan salam,

Ikhwatiy fillah…
Surat ini kutulis sebagai wasiat kepadaku dan kepada kalian semua,
saudara-saudaraku seiman, muslim dan muslimah,
yang mungkin kini juga tengah menghadapi masa yang sama denganku.
Semoga risalah ini dapat menjadi pelajaran dan renungan bagi kita semua.
Dan semoga Allah memberikan pahala bagi kita yang berusaha untuk mengamalkannya. Aamiiin.

Teruntuk para ikhwan, sang pemilik tulang rusuk yang hilang…
Aku adalah seorang lelaki muda, sama sepertimu.
Usiaku bahkan boleh jadi lebih muda dibandingkan usiamu.
Tapi, pengalaman dan perjalanan hidup kita, tentu tak sama.
Maka ijinkan aku untuk berbagi denganmu.
Berbagi, sebab aku adalah saudaramu.
Aku mencintai kebaikan, dan aku ingin kalian juga mendapatkan kebaikan itu…

Wahai saudaraku...
Sesungguhnya kita ini adalah sang pemilik tulang rusuk yang hilang.
Diluar sana,di balik tabir waktu dan tempat, berjajar bidadari yang tengah menunggu kita. Mereka menunggu kedatangan kita sebagai pemilik tulang rusuk yang hilang.
Maka persiapkan diri kita dengan sebaik mungkin, agar kita dapat menemukan bidadari yang tepat…

Aku pun sama sepertimu, wahai saudaraku,sebab aku adalah bagian dari kalian…
Aku belum menikah. Aku tahu, saat ini adalah masa kita untuk mencari dan berusaha untuk menemukan tulang rusuk kita yang hilang.
kita begitu ingin dan bersemangat untuk mencari dan segera menemukannya.
Sebab, tulang rusuk itu adalah sesuatu yang teramat berarti bagi kita.
Teramat penting bagi kehidupan kita. Dia adalah sesuatu yang dapat menentramkan hati kita, menenangkan jiwa kita,dan membahagiakan hidup kita.
Dia adalah teman sejati, yang kita ingin bersama-sama dengannya mengarungi hidup yang penuh dengan onak dan duri ini.
Dia adalah sahabat, tempat kita mencurahkan keluh kesah kita,tempat kita berbagi rasa, dan tempat kita menyandarkan kepala dalam dekapan hangatnya.
Dia adalah ibu kedua bagi kita sekaligus ibu bagi anak-anak kita;
mengurus semua keperluan kita, mengatur dan memperindah rumah kita, serta menghiasnya dengan ketaatan dan kepatuhan serta keikhlasan semata-mata untuk mencari ridha kita
dan ridha Rabbnya.
Dia adalah istri, separuh hati kita,separuh jiwa kita, dan separuh nafas kita.
Dia melayani kita, dia mematuhi dan mentaati kita, dia memberikan segenap cinta dan kasihnya yang suci untuk kita.
Di matanya, kita adalah satu-satunya laki-laki tercinta.
Dan ia siap untuk berkorban apa saja-selama itu tidak melanggar syariat-demi mempertahankan kita di sisinya.
Diaadalah adik, teman bermain kita, tempat kita bercanda dan ia akan membuat kita selalu tertawa bahagia dengan kelucuan dan kepolosannya. Dia adalah hiburan bagi kita di saat kita merasa lelah dan suntuk. Ia akan membuat kita tersenyum, ketika kita diliputi kesedihan dan duka. Kemanjaannya,kelucuannya, keluguannya…
Kita pasti akan bahagia bersamanya…

Aku tahu…aku sangat tahu…engkau pasti merindukan dan memimpikan belaian kasihnya, suara lembutnya yang manja, serta keluhuran budinya yang mempesonamu…
Aku tahu, kau pasti akan berusaha untukmengejar dan mendapatkannya.
Maka inilah wasiat dan nasihatku kepadamu, wahai para pria yang ingin segera menyempurnakan separuh diennya….
Bertaqwalah kepada Allah, dan takutlah akan adzab-Nya yang pedih,menjauhlah dari segala sesuatu yang dibenci oleh-Nya.
Sesungguhnya,jika engkau adalah seorang laki-laki yang baik dan mencintai kebaikan,tunaikanlah hak saudaramu dan berlakulah yang adil.
Sesungguhnya pernikahan tak hanya sebatas pada urusan tempat tidur(maaf, pen)!
Pernikahan adalah sebuah perkara yang teramat sulit dan membutuhkan komitmen tinggi sebab konsekuensi yang harus dihadapi sangat banyak dan berat.
Jangan pernah berandai-andai bahwa pernikahan segalanya berisi sesuatu yang indah. Tidak! Bukanlah hakmu untuk berangan-angan tinggi seperti itu!
Untuk melangkah ke arah mahligai itu, engkau harus benar-benar mempersiapkannya dengan baik dari dalam dirimu.

Tanyakan pada hatimu sendiri; sudah mantapkah dienmu?
Dan apakah engkau telah menjalankan syariat dengan baik dan sesempurna mungkin?
Apakah engkau masih sering dan belum dapat meminimalisir perbuatan maksiat dan bid'ah? Apakah engkau sudah menjalankan konsekuensi apa yang telah kau ikrarkan, yakni berpegang teguh kepada al-qur'an dan sunnah, seperti nisbatmu pada ahlussunnah waljama'ah?
Bagaimana dengan kematangan emosimu?
Apakah engkau yakin dengan kedewasaan yang ada pada dirimu?
Sudah bisakah dirimu menghadapi masalah yang datang padamu dengan kepala dingin, tenang,dan bijaksana?
Apakah engkau telah bisa meredam segala emosi yang membuncah di dadamu?
Apakah engkau bisa untuk tetap berdiri tegak meski badai menerpamu?
Bisakah engkau berkomitmen untuk mengembalikan segala perkara yang ada kepada Al-qur'an dan sunnah, dan bukan dengan emosi yang meledak-ledak?
Bagaimana dengan kuantitas dan kualitas ilmumu?
Sudah cukupkah ilmu itu sebagai pondasi yang kokoh bagi rumah tanggamu?
Cukupkah ilmu itu untuk mendidik istri dan anak-anakmu?
Sudah sanggupkah engkau untuk menjadi qowwam yang baik, pemimpin yang baik bagi istri dan anak-anakmu?
Sudah mampukah dirimu untuk memberikan penghidupan yang layak untuk keluargamu?Renungkan dan tanyakanlah pada hatimu,wahai saudaraku…
Aku tahu, sebagian dari kalian mungkin akan ada yang memprotes.
Tidak ada orang yang sempurna.

Pernikahan ada untuk saling melengkapi satu sama lain.
Ya…ya…kuterima protesmu. Aku tahu, no one is perfect.
Masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan.
Dan kita hidup didunia ini adalah untuk menyempurnakan diri.
I see…Tapi, kenapa kita tidak mengambil kemungkinan terburuk saja untuk menghadapinya? Dengan mengambil kemungkinan- kemungkinan terburuk itu, kita akan bisa merancang solusi dan pemecahan masalah dengan baik.
Kita akan menjadi bijaksana dengan itu. Dan jika ada peluang untuk perfect, why not?
Ikhwaniy fiddiin…Demi Allah, jika engkau adalah seorang lelaki yang baik dan mencintai kebaikan, maka tidaklah ada sesuatu yang dapat merintangimu untuk berlaku adil dan menjauh dari kezhaliman…
Jagalah izzahmu, sebab seorang lelakiyang baik adalah seorang laki-laki yang memiliki izzah. Jangan sampai engkau melanggar syariatnya demi mencapai tujuanmu.
Dalam masa ta'arufmu, gunakanlah wasilah, seorang yang tsiqah dan dapat engkau percayakan padanya urusanmu.

Jagalah hubunganmu dengan wanita yang ingin kau pilih.
Jangan sampai kalian terjatuh dalam lubang khalwat dan maksiat.
Jika engkau telah merasa mantap dengan wanita pilihanmu, engkau telah beristikharah, dan Allah menjawab doamu dengan jawaban yang positif,maka segera datangi wali wanita pilihanmu. Jangan datangi anaknya,datangi ayahnya!
Sebab, seorang anak gadis adalah milik ayahnya.
Jika engkau telah menghadap pada calon mertuamu, tunjukkanlah pada beliau,bahwa engkau adalah seorang pemuda shalih yang tak pantas untuk ditolak.
Tunjukkan dengan cara yang ma'ruf, bahwa engkau adalah seorang pemuda dengan mental baja,keberanian, ketegaran, kesabaran,serta memiliki kematangan ilmu.
Sesungguhnya seorang laki-laki yang memiliki mental baja, keberanian,ketegaran, kesabaran dan kematangan ilmu adalah laki-laki yang pantas untuk dipilih dan dijadikan pemimpin bagi wanita.
Sebab dengan itu semua,dia akan bisa menghadapi pahit dan sakitnya dunia.
Tapi, jangan pernah lupakan, bahwa sikap dan akhlaq yang baik, tutur kata yang menawan, adalah kunci suksesmu untuk memikat hati calon mertua.
Jangan sampai engkau tergelincir pada pengguruan terhadap orang tua.
Sebab,tak ada orang tua manapun yang suka digurui oleh anak kecil!!
Jika engkau seorang laki-laki yang baik, tentunya engkau akan menunjukkan akhlak dan kredibilitasmu sebagai seorang yang benar-benar baik.
Seorang yang paham dien serta matang emosi.
Persiapkan mentalmu untuk menghadapi kemungkinan- kemungkinan apapun.
Jika pinanganmu diterima, maka bersyukurlah.
Dan tunaikan kewajibanmu untuk segera menikah.
Serta jangan lupakan bahwa setelah menikah engkau memiliki konsekuensi yang harus kau jalani!

Tapi, jika pinanganmu ditolak, maka bersabarlah…dan jangan lepaskan rasa syukur itu dari hatimu.
Seharusnya, engkau semakin bersyukur,sebab Allah masih mencintaimu dan menginginkan seorang yang lebih baik darinya untukmu.
Jika engkau ditolak,berlapang dadalah. Jangan lepaskan senyum dari wajahmu.
Dan ingat, tindakan mengejar-ngejar seorang wanita itu sangat patut untuk dipertanyakan. Kenapa? Sebab,kesan yang akan timbul semuanya akan mengarah kepada kebutuhan di atas tempat tidur, bukan kebutuhan untukbersama-sama berjuang menghadapi hidup dalam bahtera pernikahan!

Jagalah izzahmu, wahai para pria!!
Bersikaplah yang tenang, cool…sebab,disanalah kuncinya…
Aku yakin, jika engkau memang seorang lelaki yang shalih dan baik… tiada seorang pun yang akan menolakmu sebagai pengganti wali bagi anak-anak gadisnya…
Percayalah, sebab aku mengatakannya sebagai seorang laki-laki.
Yang pernah menghadapi susahnya memahami hati seorang wanita…
Kudoakan, semoga Allah mempermudah jalanmu dalam menemukan tulang rusukmu yang hilang…
Dan setelah tiba masamu untuk bersanding dengan wanita pilihanmu, dan engkau telah menemukan tulang rusukmu yang hilang…
jangan pernah lupakan, sekali lagi, jangan pernah lupakan bahwa kau punya kewajiban yang harus kau tunaikan!

Wanita shalihah adalah bunga. Sekuntum melati yang harum dan indah.
Jika kau telah memetiknya, janganpernah kau sia-siakan dia.
Jaga dia baik-baik dalam taman hatimu, rawatdia, dan pelihara dia dengan baik.
Tentu ia akan membutuhkan sentuhan tanganmu.
Siangi benalu-benalu liar yang tumbuh di sekitarnya.
Jangan sampai ia layu dan mati karena kelalaianmu.
Berbuat adillah, wahai para calon Abu Abdillah…!!!!
Sesungguhnya sepah memang pantas dibuang setelah habis manisnya.
Tapi,sekuntum melati, tak pantas kau sia-siakan setelah kau berusaha untuk memetiknya dari dataran tinggi yang terjal dan penuh dengan rintangan!
Sesungguhnya, seorang wanita baik-baik jika telah memilih seorang laki-laki dalam hidupnya, maka ia akan berusaha untuk mempertahankan laki-laki itu di sisinya, dengan segenap cinta dan hatinya…
Teruntuk para akhwat, sang tulang rusukyang hilang…

Wahai saudariku...
Sesungguhnya anda adalah tulang rusukyang hilang.
Di luar sana,di balik tabir waktu dan tempat,berjajar arjuna tengah menunggu kalian.
Mereka mencari tulang rusuk mereka yang hilang.
Maka persiapkan diri kalian dengan sebaik mungkin, agar kalian dapat menemukan tempat bersandar yang tepat…
Bagi anda yang belum menikah,masih menjalani statusnya sebagai seorang anak-anak yang tumbuh dan tengah mencari hakikat kebenaran dan kehidupan,
you're single, yang masih bebas bergerak,kesana-kemari mencari apa yang sedang kalian cari. Di belakangmu, belum ada teriakan-teriakan dan jerit tangis anak-anak.
Belum ada protes suami sebab kalian tak bisa memasak dan lebih suka duduk di depan komputer atau mungkin ngerumpi dengan akhwat yang lain..
Ya kalian masih bebas menjadi diri sendiri…
Wahai saudariku,kalian adalah gadis muda.
Waktu kalian masih sangat panjang untuk mencari kebenaran dan jati diri.
Usia kalian saat ini, adalah usia yang sangat produktif untuk melahirkan karya-karya besar yang spektakuler.
Kalian masih sangat enerjik, penuh semangat,dan kemampuan kalian masih berada di atas rata-rata.
Untuk menyerap setiap ilmu, kalian masih sangat sanggup melakukannya dengan baik. Untuk pergi ke majlis-majlis ilmu,kalian masih dapat melakukannya dengan bebas.
Sebab belum ada tuntutan-tuntutan bagi kalian untuk diam di rumah, mengurus anak dan suami.
Kalian masih bisa menjadi diri sendiri.
Dan kalian bertanggungjawab terhadap diri anda sendiri.
Kenapa kalian tidak memanfaatkannya dengan baik, wahai saudariku?
Waktu yang berharga ini adalah kesempatan yang diberikan oleh Allah pada kita, untuk membenahi diri,mematangkan diri, serta menimba ilmu sebanyak-banyaknya.

Kau tahu kenapa?Karena kalian adalah calon ibu.
Dari rahim kalianlah, lahir generasi-generasi penerus ummat ini.
Jika kalian adalah bibit yang baik,maka anak-anak kalian, insya Allah akan menjadi generasi-generasi yang baik.
Kalianlah yang akan mendidik anak-anak kalian dalam madrasah keibuan kalian.
Apakah engkau ridha, melepas anak-anakmu dalam didikan orang lain?
Mungkin kau akan bilang "ya", jika kau melepasnya pada seorang`alim sekaliber imam Syafi'i! Tapi,bagaimana jika kau melepasnya pada sekolah-sekolah yang mengajarkan sekulerisme dan liberalisme seperti negeri kita?
Aku yakin kau takkan ridha, Saudariku…
Kau pasti takkan ridha anakmu dididik oleh orang lain…
rumah tangga laksana lembaga pendidikan.
Jika kau mempersiapkan diri dengan baik, maka akan lahirlah pribadi-pribadi yang kuat dan tangguh.
Kalian adalah guru di atas segala guru yang utama. maka relakah diri kalian,jika posisi mulia kalian direbut oleh orang lain?
Jangan pernah rela akan hal itu, wahai para calon Ummu Abdillah!!

Saudariku, wahai An-Nisaa' Ash-Shaalihaat…
Sesungguhnya pernikahan di mata kita sangatlah indah.
Adakah di antara kalian yang tak ingin mewujudkannya?
Ah, aku rasa, semua wanita mukminah, tentu ingin mewujudkannya…
Sungguh, pernikahan adalah impian bagi kita semua.
Siapa yang tak ingin memiliki seseorang sebagai tempat berbagi, yang dapat mendekap dan memeluk anda di saat anda sedih dan terluka?
Siapa yang tidak ingin dilindungi, diayomi, dan dijaga oleh seseorang yang shalih dan berakhlak mulia?
Siapa yang tak ingin memiliki anak-anak yang lucu dan lincah, yang setiap saat dapat menghilangkan segenap rasa lelah dan letih di wajah anda?
Tidak ada satu pun dari kalangan wanita mukminah yang ingin kehilangan kesempatan itu…Sungguh, tak ada salahnya dengan pernikahan dini.
Tak ada salahnya,jika engkau memilih untuk menikah di usiamu yang terhitung sangat muda ini.

Aku yakin, masing-masing dari kalian tentu memiliki alasan tersendiri untuk memutuskan hal tersebut.
Tapi, ijinkan aku mengungkapkan sebuah isi hati…

Sesungguhnya, ukhti…
Pernikahan tak bisa dibayangkan dengan segala sesuatu yang indah.
Pernikahan adalah sebuah perkara yang membutuhkan kematangan serta persiapan yang tak sepele.
Kutemukan pernikahan-pernikahan ikhwan dan akhwat, yang mana mereka memutuskan untuk menikah muda, melepaskan studi dan bangku kuliah mereka.
Tak sedikit di antara mereka yang menentang orang tua hanya demi meluluskan keinginan mereka.
Mereka pun memiliki pemikiran yang sama denganku;
mereka dapat terus belajar meski telah hidup berumah tangga.
Tapi,apa yang kulihat dari mereka,Saudariku?
Hanya sedikit yang benar-benar dapat merealisasikan prinsip itu.
Sungguh, bagiku semua itu ternyata memang hanya teori!
Pada implementasinya, tetap tak bisa sempurna!
Mereka akan disibukkan dengan urusan rumah tangga yang tak sepele.
Jerit tangis anak-anak,tuntutan suami atau istri, ah…Mereka tak bisa lagi berkonsentrasi untuk memperdalam dien.
Sebab, perhatian mereka terbagi-bagi.
Mereka takbisa memfokuskan diri di majlis-majlis taklim, sebab anak-anak mereka berlarian sampai ke jalan dan menjerit-jerit.
Kulihat banyak anak-anak mereka yang akhirnya tak terawat dengan baik.
Mereka kurang ilmu dalammendidik anak.
Bagaimana mengatasi kebandelan-kebandelan anak-anak,mereka tidak tahu.
Bahkan, parahnya,bagaimana menggendong dan merawat bayi saja, banyak di antara mereka yang tidak bisa melakukannya dengan baik!
Dan ketika ada kerikil kecil`menyandung' bahtera mereka, apa yangterjadi?
Mereka menyelesaikannya bukan dengan kembali pada Al-qur'an dan sunnah.
Mereka tidak merujuk kepada ilmu.
Mereka tidak menyelesaikannya dengan bijaksana.
Mereka banyak terbawa emosi, sebab mereka belum memiliki kematangan emosi dan kedewasaan.
Pertengkaran mereka bahkan sampai pada tetangga dan dibicarakan dalam majlis-majlis. Buntutnya, perceraian dan perebutan anak!
Na'udzubillahi min dzaalik! Barulah aku sadar, pernikahan memang tak bisa diburu-buru…Kedewasaan memang berjalan seiring dengan waktu, Sahabatku.
Seiring pula dengan tanggung jawab yang akan kau emban.
Tapi, sungguh…Jika engkau hanya mematok pada kedua hal itu, kutakutkan engkau salah jalan…
Usia tak menjamin kedewasaan seseorang.
Banyak orang yang lebih tua dariku, yang mengaku dirinya telah dewasa.
Tapi, ketika ada masalah datang pada mereka, mereka justru tidak bisa mengambil sikap yang tepat.
Terkadang, anak kecillah yang muncul sebagai pahlawan,memberikan solusi dengan kepolosan dan keluguan mereka.
Sungguh,seorang yang dewasa, pasti bisa menentukan sikap apa yang akan diambilnya dalam menyelesaikan masalah.Deal?

Demi Allah, ukhti…Aku tidak bermaksud membujukmu atau menghasutmu untuk tidak menikah.
Na'udzubillah… Ini adalah sebuah pelajaran, agar kita dapat mengambil ibrah, serta berusaha untuk menjadi lebih baik.
Sesungguhnya, pernikahan tak hanya sebatas menikahnya dirimu dengan suamimu.
Namun pernikahan adalah menikahnya dua keluarga yang tentunya memiliki banyak perbedaan.
Akan ada banyak tuntutan bagimu.
Ketika kau masuk dalam keluarga suamimu, kau dituntut untuk bisa beradaptasi dan menerima aturan-aturan dalam keluarganya.
Kau dituntut untuk bisa bersikap baik pada mertua dan saudara-saudara suamimu.
Jika mereka orang-orang yang baik dan hanif, tentu kau akan mudah bergabung bersama-sama mereka.
Tapi, jika kenyataannya, salah seorang di antara mereka tidak menyukaimu, tidak menyukai jilbab dan gamismu, mereka berusaha menyulut peperangan di antara kalian, sudah sanggupkah dirimu mengatasi dan mencari solusinya?
Di sisi lain ada beberapa akhwat yang mengaku belum siap menikah dengan berbagai alasan, karena kakaknya belum menikah lah, karena masih kuliahlah atau karena hal-hal lain.
Memang jika kita kaji lebih jauh,maka pernikahan membutuhkan persiapan yang panjang dan matang.
Bahkan saya sendiri mengatakan bahwa kita harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk menikah,jangan tergesa-gesa.
Namun jika kita renungkan, maka persiapan menuju kesana tidak akan ada habisnya.
Ada aja alasan bagi kita untuk menyatakan ketidaksiapan.
Ketika datang khitbah dari seorang laki-laki,anda katakan padanya bahwa anda belum siap..
yang menjadi pertanyaan adalah,sampai kapankah anda akan berada pada posisi belum siap itu??
apakah anda akan menyakiti hati ikhwan tersebut gara-gara anda belum siap????
ya,mungkin anda akan mengatakan bahwa "jika memang saya belum siap trus kenapa?
jangan memaksakan diri dong!!dasar lelaki inginnya menang sendiri!!"
Demi Allah ukhti,saya tidak bermaksud membujukmu atau menghasutmu untuk menerima khitbah dari setiap laki-laki yang datang padamu dengan "sembarangan".
Minimal ada dua hal yang ingin saya sampaikan:
1.persiapkanlah dirimu mulai sekarang untuk menjadi seorang bidadari bagi suamimu, menjadi ummi dari anak-anakmu.
karena engkau tidak tahu pasti kapan datangnya anugerah itu(calonsuami,red) datang padamu untuk mengkhitbahmu.
Jadi bersiap-siaplah!!
2.jika datang padamu seorang laki-laki yang engkau ridhoi agamanya datang padamu dan mengkhitbahmu maka janganlah engkau tolak dia karena selain itu akan menyakiti hatinya,dikawatirkan akan timbul fitnah.
Tidakkah engkau ingin memiliki pendamping hidup seorang lelaki shalih yang akan menjadi nahkoda bagi bahtera rumah tanggamu menuju surgaNYA??
Oleh Karena itulah, Ukhti…Kita butuh banyak ilmu untuk mengarah ke sana.
Kita harus bisa menjadi seorang yang cerdas dan bijaksana.
Agar jika kita diuji dengan sebuah masalah, kita akan tetap bisa tegar.
Kita tidak mengumbarnya dengan mendatangi majlis-majlis para peghibah.
Membocorkan aib keluarga suami dengan kedok `curhat'.
Karena itulah, Ukhti fillah…Jangan pernah terburu-buru mengambil jalan pintas!
Sebab pernikahan bukan ajang coba-coba dan tempat pelarian masalah.
Justru di sanalah engkau akan menemukan permasalahan yang jauh lebih besar dan berat!
Jika masalah yang kecil saja belum dapat kau selesaikan dengan baik, maka jangan pernah mencoba untuk mengambil yang lebih besar!
Persiapkanlah dirimu mulai dari sekarang.
Agar kelak kau dapat menjalankannya dengan lebih mudah.
Jika saat ini engkau menggunakan kesempatanmu dengan sebaik-baiknya,maka kelak jika engkau telah menikah, engkau tidak akan bersusah payah lagi.
Engkau akan dengan ringan menyelesaikan semua permasalahanmu dengan ilmu yang telah kau dapat.
Ingatlah baik-baik, Ukhti…Pernikahan tak bisa hanya digawangi dengan cinta.
Bisa apa cinta? Jika cinta ingin pergi, maka ia akan pergi tanpa pamit padamu.
Tapi, jika kau menggawanginya dengan ilmu dan kefaqihan dalam diin, serta kematangan emosi, maka yakinlah…
Allah akan pertemukan dirimu dengan suamimu disurga nanti…
Sesungguhnya kokoh atau rapuhnya sebuah rumah tangga, berada dalam genggaman wanita. Jika ia tegar, kokoh,dan kuat, maka ia sanggup mempertahankan rumah tangganya dengan baik. Apapun badai yg datang padanya.
Tapi, jika ia lemah dan rapuh…maka tiadalah cinta dan bahagia.
Maka jadilah seorang wanita yang kokoh dan kuat,
Saudariku!Agar kau dapat mempertahankan rumah tanggamu kelak…
Maka renungkanlah wasiat ini baik-baik,Saudariku.
Kudoakan semoga Allah menunjukimu jalan yang lurus dan memberikan untukmu seseorang yang terbaik dalam kehidupanmu…aamiin.

Teruntuk calon pendamping hidupku…
kutunggu dirimu untuk berjuang bersamaku, persiapkan dirimu dengan baik karena aku juga sedang mempersiapkannya saat ini sehingga pada suatu saat nanti kita akan berjalan bergandengan tangan meniti jalan,merajut benang-benang kebahagiaan dihadapan kita menuju kebahagiaan abadi:
Surga…
Wassalaamu'alaikum wa rahmatullaah wabarakaatuh.

No comments:

Post a Comment