Wednesday, June 10, 2009

Kendaraan Ke Syurga

Saya bertanya kepada seorang ukhti, bila ia diberi hadiah, hadiah apa yang paling diinginkannya. Jawabannya membuat saya sedikit terperangah; kendaraan ke surga.



Dari pagi hingga siangnya, saya belum mendapat jawaban yang tepat apa sebenarnya kendaraan ke surga itu. Namun Allah mendengar permintaan saya. Siang itu bertepatan dengan pengajian hari rabuan di masjid daarussalaam, saya berkesempatan bertanya kepada ustad yang mengisi pengajian hari itu.
apakah kendaraan ke surga itu?

Jawaban yang diberikan sang ustad, membuat saya terperangah untuk kedua kalinya hari itu. Kendaraan ke surga adalah: Laki-laki (suami) yang sholeh.

Tentu sudah banyak pembahasan mengenai laki-laki(suami) yang sholeh itu. Disini, saya cuma sedikit memberi ilustrasi .

Rumah tangga memang sebuah ladang jihad yang membutuhkan perjuangan dari kita untuk membuatnya bernilai ibadah dihadapan Allah. Oleh karenanya jalanilah dengan selalu memegang teguh kaedah-kaedah dalam agama.
Ingatlah akan sebuah doa yang sering kita baca di kala sujud terakhir pada setiap shalat,
Yaa muqallibal Qulubi, sabbit qalbi alaa diinika
yang artinya:
Wahai Zat yang membolak-balikan hati, tetapkanlah (teguhkanlah) hatiku, dalam menjalankan agama-Mu

Ukhti,
Kendaraan ke surga itu adalah lelaki sholeh, teguh akan agamanya, mampu membimbing keluarga karena ia adalah pemimpin yang kelak diminta pertanggungjawabannya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw dalam sebuah hadits:

Setiap dari kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan diminta pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya.(Riwayat Bukhari)

Sehingga bagaimana mungkin seorang laki-laki tanpa keteguhan, tanpa pengetahuan dan bekal agama yang cukup, akan mampu membimbing keluarganya, istrinya, anaknya, yang mana bahkan mungkin istrinya lebih rajin ibadahnya sebelum menikah ketimbang setelah menikah, karena suami yang tak biasa (mampu) mengingatkan dirinya sendiri dan mengingatkan keluarganya. Naudzubillah.

Ilmu di dunia ini hanyalah untuk dunia. Ciri yang khas adalah bahwa ia tidak abadi. Seperti tren dalam perjalanan masa, suatu saat ia akan tenggelam dan digantikan oleh ilmu dunia yang lain.
Sedangkan ilmu yang kekal adalah ilmu agama, karena itulah yang mendasari segala gerak ibadah kita, menjadi penuntun dan pedoman sholat kita, puasa kita, zakat kita dan sebagainya.
Sehingga wajib bagi seorang laki-laki untuk menjadikan ilmu agama sebagai basis penggerak denyut nafas dirinya dalam menjalani kehidupannya. Ia menjadi panutan dan contoh dalam keluarga, menjadi motivator dan bahkan sebagai reminder atau pengingat.

Saling mengingatkan, saling mendoakan menjadi salah satu kunci utamanya.

ah,
saya hanya bisa mengritik diri saya terlebih dahulu,...
apakah saya bisa seperti itu??
karena memang kita hanyalah lelaki akhir zaman

No comments:

Post a Comment